Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Nelayan Hilang di Labuhan Maringgai Lampung Timur, HNSI Nilai Syahbandar Ceroboh
Lampungpro.co, 06-Oct-2021

Amiruddin Sormin 5249

Share

Tim SAR Gabungan saat mencari nelayan Fauzi, Rabu (6/10/2021). LAMPUNGPRO.CO/BASARNAS LAMPUNG

LABUHAN MARINGGAI (Lampungpro.co): Sejak dinyatakan menghilang di perairan Karya Tani, Kecamatan Labuhan Maringgai, Lampung Timur, Senin (4/10/2021) pukul 10.50 WIB, hingga kini Rabu (6/10/2021) nasib nelayan Fauzi belum jelas. Menurut Kepala Basarnas Lampung, Jumaril, upaya Tim SAR Gabungan masih mencari keberadaan Fauzi, hingga Rabu (6/10/2021) sore belum membuahkan hasil. 


Dalam mencari Fauzi, Tim SAR Gabungan membentuk tiga  Search and Rescue Unit (SRU) dengan melibatkan berbagai alat. Namun Fauzi belum ditemukan. 

Air mata tak henti membasahi pipi Rianti, istri Fauzi. Matanya sembap menandakan tangisan yang tak kunjung tandas. Duduk bersimpuh di ruang tamu, wanita 22 tahun ini gamang menanti kabar nasib sang suami. 

"Dari kemarin anak saya Rianti, nangis terus, bahkan pertama mendapat kabar sempat pingsan. Sampai sekarang kami keluarga besar terus menunggu informasi anak menantu saya," kata Suminah, ibu Rianti, sebagaimana dikutip dari Suara.com (jaringan media Lampungpro.co), Rabu (6/10/2021).

Rianti, Suminah, dan keluarga masih menunggu kabar Fauzi yang hilang di perairan Labuhan Maringgai, Lampung Timur. Sementara Fajri Khoirul Niam, bocah laki laki usia 4,5 tahun terlihat asik bermain bersama rekan sebayanya. Ia belum memahami apa yang telah terjadi kepada ayahnya.

Para tetangga terlihat berdatangan ke rumah berdinding bata merah di di Dusun Margo Agung, Desa Kariyatani, Kecamatan Labuhan Maringgai, Lampung Timur. Sekadar duduk-duduk di kursi plastik di bawah terpal biru ukuran 6x6 meter, tetangga mencoba menghibur Rianti sekeluarga yang sedang menanti kejelasan nasib Fauzi.   

Suminah, mengatakan Fauzi sebenarnya tidak memiliki pekerjaan tetap. Sehari-hari Fauzi kerja serabutan. "Pekerjaannya itu serabutan hanya mengharap upah sekedarnya. Kalau di darat tidak ada kerjaan. Fauzi itu ikut nelayan, mengharap upahan sebagai buruh nelayan, sehari tidak lebih Rp100 ribu," kata perempuan 45 tahun itu.

Awalnya, pada Senin (4/10/2021), Fauzi diajak mencari ikan di laut berrsama empat rekannya. Pukul 06.00, Fauzi dan empat temannya berangkat menyusuri sungai menuju laut menaiki kapal 4 GT. Miswanto, rekan korban satu perahu, mengatakan pada pukul 07.00 mereka melakukan penangkapan pertama menggunakan jaring payang. 

"Jam 6 pagi kami berangkat, jam 7 kami melakukan penangkapan pertama dengan menggunakan jaring payang, pukul 8 tebaran kedua, dan tebaran ketiga pukul 9 pagi awal peristiwa nahas terjadi," cerita Miswanto.

Ketika jaring ketiga ditebar, menurut Miswanto, mesin kapal tiba-tiba mati. Fauzi berupaya menghidupkan mesin kapal. Ketika pria anak satu itu memutar mesin dengan besi pemutar (engkol), besinya terpental. Menghindari besi yang terpental, Fauzi reflek menceburkan diri ke laut. 

"Sebenarnya Fauzi itu tidak bisa berenang, tapi karena reflek tercebur ke dalam laut. Hanya hitungan detik Fauzi tenggelam," kata Miswanto.

Melihat Fauzi tercebur ke laut, spontan Miswanto berupaya menolong. Ia mengikatkan tali tambang ke tubuhnya lalu menceburkan diri ke laut mencari Fauzi. Sayang upaya Miswanto gagal. Fauzi menghilang di tengah lautan. 

Wakil Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), Lampung Timur Andi Baso, menegaskan peristiwa hilangnya Fauzi di perairan Labuhan Maringgai, Senin (4/10/2021) karena kelalaian pegawai Syahbandar. Seharusnya, kata dia, sebelum kapal berangkat berlayar, Syahbandar memeriksa kapal beserta awaknya terkait alat pengamanan dan kondisi kapal.

"Bisa kami katakan 805 dari jumlah 1.600 kapal yang ada di pesisir Lampung Timur, tidak pernah terpantau oleh Syahbandar, baik keberangkatan ataupun kepulangan," tegas Andi Baso.

Peristiwa nelayan tenggelam sudah sering terjadi di perairan Laut Lampung Timur. Namun menurut Andi, pemerintah seperti abai. Artinya tutur dia perlu adanya penekanan dari Syahbandar kepada pemilik kapal agar aktif administrasi terkait keberangkatan atau kepulangan berlayar. "Apa tujuannya, kalau administrasi itu lengkap, ketika terjadi musibah seperti yang dialami Fauzi, bisa melakukan klaim asuransi," terang Wakil HNSI Lampung Timur.

Menanggapi pernyataan Wakil HNSI Lampung Timur, Kepala Syahbandar pelabuhan Labuhan Maringgai, Zainal menjelaskan mayoritas pengusaha kapal tidak pernah melakukan laporan ketika hendak berlayar. Artinya hampir semua nelayan melakukan aktivitas di laut dengan cara ilegal (tidak resmi).

"Saya aja tidak tau ada kecelakaan nelayan di Labuhan Maringgai, meskipun saya menjabat kepala Syahbandar, karena kami tidak pernah mendapat pelaporan ketika hendak berlayar," terang Zainal.

Biar pun begitu, kata Zainal, bukan berarti Syahbandar tidak pernah melakukan penindakan, tapi nelayan sendiri yang tidak pernah melakukan koordinasi kepada syahbandar, baik keberangkatan berlayar atau kepulangan dari berlayar.

"Bisa diasumsikan salah Syahbandar atau salah nelayan, jika berlayar dengan cara ilegal, mayoritas nelayan di Lampung Timur berlayar dengan cara kucing kucingan," tegas Zainal.

Terkait hal ini, Kasat Polairud Polres Lampung Timur, AKP Mawardi menjelaskan pencarian korban masih berjalan. Hari ini Rabu (6/10/2021), petugas menerjunkan dua kapal, dengan melibatkan 3 personel Polairud dan enam personel dari Basarnas.

Pencarian dilakukan dengan dua shift. Shift pertama pagi hingga siang hari, lalu shift kedua dilakukan siang hingga sore hari. Sementara lokasi pencarian hari ini dari TKP menuju arah timur, menyesuaikan dengan arah angin. "Ini sudah hari ketiga, tapi belum ada tanda tanda korban ditemukan. Biasanya korban tenggelam di laut jika sudah tiga hari jasadnya akan mengapung, "kata AKP Mawardi. (***)

https://bpjslampung.org/

Editor: Amiruddin Sormin, Kontributor: Agus Susanto

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Sampai Kapan Pasien di Lampung Dicekoki Obat...

Tanpa alternatif pengobatan yang beragam, pasien di Lampung akan...

1160


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved