TULANGBAWANG (Lampungpro.com) : Puluhan pedagang di Pasar Unit 2, Kecamatan Banjaragung, Tulangbawang, Lampung, meminta agar pihak terkait membuatkan jalan tembus dari arah jalan raya menuju ke lokasi pasar. Alasannya, para pedagang sembako dan pakaian itu merasa dirugikan dengan kondisi pasar dan lokasi kios tempatnya berdagang yang dinilai tidak strategis.

Posisi kios milik mereka berada di belakang, paling ujung. Terhimpit bangunan pasar lama dan bangunan yang sedang dibangun. Sarinah (39), pedagang sembako mengatakan, puluhan pedagang meminta agar pihak kecamatan sampai kepala dinas pasar untuk membuatkan jalan jalur baru menuju ke lokasi pedagang. Kondisi saat ini adalah tidak ada jalan yang dilalui oleh masyarakat.�"Dulu kami sudah melakukan protes ke Forpetra dan meminta agar dibuatkan jalan dengan menjebol bangunan yang ada di depan jalan raya. Tapi, sampai sekarang belum ditanggapi," kata dia, Selasa (28/2/2017).

Diakuinya, dalam sehari berdagang sembako, pendapatan yang diperoleh adalah kurang dari Rp250 ribu. Kondisi itu sangat memperihatinkan. Dan pemerintah harus segera mengambil langkah dan mencarikan solusi agar para pedagang dapat berdagang dengan layak.

Agus (38), pedagang kain dan penjahit mengaku, puluhan pedagang sudah memohon dan meminta agar pihak terkait peduli dan memperhatikan nasib pedagang yang berada di belakang. Mereka berdagang di tengah himpitan bangunan pasar yang lama dan yang baru.�Omset yang didapat dalam seharinya, kata dia, hanya cukup untuk biaya operasional dan kebutuhan makan, minum dan rokok. Itu jauh dari yang diharapkan.

Sejatinya pihak terkait harus turun lapangan dan memberikan solusi yang baik bagi para pedagang.�"Ini sungguh tragis dan menyedihkan. Kios kami jarang dilewati oleh orang. Di sini tidak ada jalan lagi. Hanya ada jalan buntu. Jadi, tidak ada pengunjung yang lewat," kata Agus. (PRAM/PRO2)

�