Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Pemerintah Klaim Rupiah Masih Tangguh Hadapi Penguatan Dolar AS
Lampungpro.co, 12-Sep-2018

Amiruddin Sormin 981

Share

JAKARTA (Lampungpro.com): Rupiah ternyata masih cukup kuat di tengah pelemahan mata uang sejumlah negara dibandingkan dollar Amerika Serikat. Bahkan rupiah termasuk yang paling tangguh dibandingkan mata uang enam negara anggota G-20.

Berdasarkan data Bloomberg, terhitung sejak awal tahun hingga pertengahan Agustus 2018, nilai tukar rupiah lebih mampu menahan penguatan Dolar AS jika dibandingkan dengan mata uang Turki, Argentina, Rusia, Brasil, Afrika Selatan dan India.

Bahkan dalam sepekan terakhir, nilai rupiah tidak menyentuh Rp15.000 per dollar Amerika Serikat. Sejak awal tahun hingga pertengahan Agustus 2018, rupiah melemah 7,7% terhadap dolar AS. Sementara Lira Turki melemah 80,43% dan Peso Argentina (56,90%).

Rupiah juga lebih kuat jika dibandingkan Rubel Rusia yang melemah 17,62%, Real Brasil (16,66%), Rand Afrika (16,65%) dan Rupee India (9,66%). Data Reuters juga menunjukkan pelemahan nilai tukar rupiah tidak terlalu dalam jika dibandingkan enam negara anggota G-20. Dari awal tahun hingga akhir Agustus 2018 atau year to date, rupiah melemah 8,4%.

Untuk periode yang sama, pelemahan Lira Turki sebesar 42,9%, sedangkan Peso Argentina (51,1%).  Sementara Rupee India mengalami pelemahan 10,4 persen, Rubel Rusia (15,1%), Rand Afrika Selatan (16,7%) dan Real Brasil (20,4%). Sedangkan khusus untuk Agustus 2018, rupiah melemah 1,6%. Angka ini jauh di bawah Lira Turki yang sebesar 25 persen dan Peso Argentina (26%).  

Deputi Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-isu Ekonomi Strategis Kantor Staf Presiden (KSP) Denni Puspa Purbasari menegaskan pelemahan rupiah tidak akan mencapai titik krisis moneter seperti 1998. Pemerintah tidak panik, tetapi lebih mawas diri dalam mengobservasi data market Indonesia serta berbagai perkembangan terkini di dunia internasional.

Cadangan devisa Indonesia per akhir Juli 2018 mencapai 118,3 miliar dolar AS. Sementara saat terjadi krisis ekonomi 1998, cadangan devisa Indonesia hanya sebesar 23,61 miliar dolar AS. Indikator positif lainnya, kata Denni, Bank Indonesia (BI) mencatat adanya aliran masuk modal asing sebesar 4,5 miliar dolar AS ke Indonesia.

Terkait pelemahan nilai rupiah terhadap dolar AS, Denni mengingatkan, sebagai negara pengekspor minyak dan beberapa komoditas lain, pemerintah juga mendapatkan windfall berupa kenaikan PNBP. Keuntungan ini antara lain digunakan untuk mensubsidi solar agar dapat menstimulasi produktivitas di bidang industri, khususnya transportasi barang dan jasa. (PRO1)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
TPA Sampah Bakung Disegel, Pemkot Bandar Lampung...

Pemkot Bandar Lampung tak perlu cari TPA baru sebagai...

333


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved