Kepala Bappeda Lampung Utara Syahrizal Adhar, menjelaskan pengembangan tempat-tempat wisata atau ikon Lampung Utara yang saat ini seperti telah mati suri.�"Sekarang kita bersama Disporbudpar sedang melakukan peninjauan di lokasi-lokasi tempat wisata guna melihat langsung apa saja yang dibutuhkan di tempat-tempat itu nantinya," kata Syahrizal Adhar, Senin (3/4/2017).�

Pengelolaan tempat wisata Lampung Utara itu, seperti dibahas Wakil Gubernur Lampung Bachtiar Basri, saat menghadiri Musrenbang kabupaten setempat beberapa waktu lalu. Wagub menyatakan Lampung Utara harus memiliki ikon tersendiri yang menonjol. Menyikapi hal itu, menurut Syahrizal Adhar, sebenarnya Kabupaten Lampung Utara sudah sejak lama memiliki ikon sendiri.�

"Kita sudah memiliki ikon sendiri sejak zaman Presiden Suharto, bahkan presiden sempat minap di Lampung Utara dan meresmikan bendungan Way Rarem. Jadi, ikon kita sudah jelas ada tinggal pengelolaannya saja yang masih ada kendala karena Way Rarem adalah milik PU Pengairan Provinsi," kata dia.�

Untuk itu, melalui dinas terkait agar bisa mengajukan kerja sama pengelolaan tempat tersebut supaya bisa diberdayakan.�"Semua akan ada jalan keluar kalau diajukan ke Pemerintah Provinsi untuk pengelolaannya. Untuk itu, kita telah meninjau tempat-tempat wisata yang ada agar bisa dikelola. Karena, masyarakat Lampung Utara memang membutuhkan tempat-tempat wisata walau bukan masuk dalam zona wisata," kata dia.

Sementara, Kabid Perencanaan Antoni Effendi, menjelaskan Bappeda bersama Disporbudpar telah melakukan peninjauan di beberapa lokasi wisata. Dan, dalam waktu dekat rencananya di salah satu tempat wisata itu akan dimulai pemberdayaannya oleh Bupati Agung Ilmu Mangkunegara.

�

�

�

�