BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung, mengembalikan harga singkong dari petani sesuai dengan kesepakatan di tahun 2021, bersama pemimpin Gubernur Lampung sebelumnya yakni Arinal Djunaidi.
Penjabat (Pj) Gubernur Lampung, Samsudin mengatakan, persoalan harga singkong sudah selesai dilaksanakan, setelah dirinya menggelar rapat bersama perwakilan petani singkong dan pengusaha, yakni dengan mengembalikan pada kesepakatan pada 2021 lalu.
"Jadi sudah clear terkait dengan anjloknya harga ubi kayu, disepakati harga kembali pada kesepakatan sebelumnya, yakni seharga Rp900 perkilogram dari petani, dengan maksimal potongan rafraksi 15 persen," kata Samsudin dalam keterangannya, Jumat (13/12/2024).
Menurutnya, apa yang sudah disepakati tersebut, sejak tahun 2021 hingga 2024 ini tidak ada masalah, karena aturan tersebut telah disepakati bersama yang tentunya sangat menguntungkan buat petani dan juga perusahaan.
Samsudin menyebut, pihaknya berencana akan kembali menaikkan harga singkong pada tahun 2025, namun untuk nilai kenaikannya belum bisa dijelaskan secara rinci.
"Pada tahun 2025 ada lembaran baru, maka kesepakatan itu akan dinaikan dari yang sebelumnya minimal Rp900 perkilogram, akan dinaikan di 2025, namun untuk berapa naiknya, nanti akan diberitahukan lebih lanjut," sebut Samsudin.
SEBELUMNYA : Harga Singkong di Lampung Anjlok, Begini Penjelasan Pabrik Tepung Tapioka
"Itu sudah hasil kesepakatan seperti itu sekarang sudah selesai dan apa yang jadi kesegelisahan di masyarakat sudah diatasi," tambahnya
Sebelumnya, anjloknya harga singkong diberbagai sentra di Lampung, diakibatkan produksi berlebih dan rendahnya mutu singkong, sehingga kalah bersaing dengan taping tapioka produksi Thailand dan Kamboja.
Menurut PT Sinar Pematang Mulia (SPM) Tulang Bawang, rata-rata harga singkong di pabrik sebesar Rp1.285 hingga Rp1.335, dengan potongan bervariasi 20 persen hingga 30 persen.
"Besarnya potongan karena usia tanaman di bawah sembulan bulan," kata Manajer HRD dan Legal PT Lambang Jaya selaku pemilik PT SPM, Tigor Silitonga, di Bandar Lampung, Kamis (12/12/2024).
Kemudian varietas singkong yakni tidak kasesa sebagai standar yang kurang kadar acinya, karena banyak tanah tertinggal di singkong karena basah, bonggol singkong yang masih menempel banyak, dan lama pengangkutan dari lapangan atau lapak ke pabrik.
Menurut Tigor, apabila singkong petani dikirim ke lapak non perusahaan harga dan potongan tergantung pihak lapak. Jika petani punya modal, baiknya kerjasama langsung dengan pabrik tanpa melalui lapak atau agen.
Dia memerinci, jika rata-rata harga singkong Rp1.300 dan potongan rata-rata 25 persen, maka harga bersih di petani Rp975 Kg. Untuk perhitungan biaya tapioka per Kg atas harga singkong adalah Rp3.900 atau 4 Kg untuk rendemen 20 persen dan Rp4.875 atau 5 Kg rendemen 25 persen.
Editor : Febri Arianto
Berikan Komentar
Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...
1170
Pesisir Barat
1111
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia