Tim dosen Polinela beri edukasi terkait pengolahan jamur | LAMPUNGPRO.CO/Ist

LAMPUNG SELATAN (Lampungpro.co) : Untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing Usaha Micro, Kecil, dan Menengah (UMKM) jamur, tim dosen dan mahasiswa dari Politeknik Negeri Lampung (Polinela) melaksanakan kegiatan sosialisasi penerapan teknologi dan digital marketing di UMKM Tani Makmur, Dusun Simbaringin, Desa Sidosari, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Jumat (1/8/2025) dan Senin (4/8/2025).

Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat bertajuk "Implementasi Smart Farming dan Digital Marketing untuk Meningkatkan Produktivitas dan Penjualan Jamur", yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat serta didukung Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.

Program ini diinisiasi oleh Akhmad Jayadi, S.Kom., M.Cs., selaku ketua tim pelaksana, dengan dukungan dua dosen kolaborator, Fauzi Ibrahim, S.T., M.T. dari Jurusan Teknik Polinela dan Ir. Lestari Wibowo, M.P. dari Universitas Lampung. Tiga mahasiswa Polinela juga dilibatkan sebagai bagian dari implementasi kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM).

Dalam kegiatan ini, peserta yang merupakan pelaku UMKM jamur mendapatkan tiga materi utama yang bersifat praktis dan aplikatif:

1. Strategi Digital Marketing untuk UMKM Jamur

Peserta diperkenalkan pada pentingnya pemanfaatan media digital untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan daya tarik merek. Dosen pemateri menjelaskan cara menggunakan platform seperti Instagram, Facebook, dan WhatsApp Business untuk mempromosikan produk, termasuk strategi membangun identitas visual (branding), pembuatan konten promosi, serta teknik penjadwalan unggahan.

Peserta juga diajak memahami fitur-fitur Instagram seperti Stories dan Reels, serta cara kerja algoritma untuk meningkatkan jangkauan. Sesi ini menjadi pengalaman baru bagi sebagian besar peserta yang sebelumnya belum pernah memasarkan produk secara online.

2. Pengenalan Mesin Press Baglog untuk Efisiensi Produksi

Sesi kedua memperkenalkan mesin press baglog otomatis sebagai solusi untuk meningkatkan efisiensi produksi jamur. Selama ini, proses pengemasan media tanam masih dilakukan secara manual dan menyita banyak waktu serta tenaga. Melalui demonstrasi langsung, peserta diperlihatkan cara kerja mesin dari proses pengisian hingga pengikatan baglog.

Mesin ini dirancang agar mudah digunakan oleh satu orang dan menghasilkan ukuran baglog yang seragam, yang berdampak langsung pada pertumbuhan jamur. Peserta terlihat antusias, dengan banyak yang mengajukan pertanyaan seputar teknis penggunaan, perawatan, serta potensi pengadaan alat serupa secara mandiri.

3. Edukasi Pengendalian Hama dalam Budidaya Jamur

Materi ketiga membahas tentang jenis-jenis hama yang umum menyerang budidaya jamur, seperti larva serangga, tungau, dan kontaminan jamur lainnya. Peserta diajak mengenali tanda-tanda serangan hama dan cara mengatasinya dengan pendekatan ramah lingkungan, seperti penggunaan perangkap alami dan pengaturan kelembaban ruangan.

Sesi ini juga dilengkapi dengan praktik langsung mengenali media tanam yang terkontaminasi, sekaligus diskusi pengalaman para peserta tentang tantangan yang mereka hadapi di lapangan.

“Kami berharap kegiatan ini tidak hanya menambah pengetahuan mitra, tetapi juga dapat langsung diterapkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi jamur,” ujar Akhmad Jayadi.

Lebih lanjut, kegiatan ini menjadi pijakan awal untuk program lanjutan, seperti pelatihan intensif, pendampingan, hingga penerapan teknologi Internet of Things (IoT) untuk memantau suhu dan kelembaban ruangan. Tim juga berencana mempublikasikan hasil kegiatan dalam jurnal dan media nasional, sebagai bentuk dokumentasi dan diseminasi praktik baik dalam pemberdayaan UMKM. (***)

Editor : Sandy,