E-commerce, Unila, Seminar, Digital, Lampung, Ekonomi, UU ITE, Startup

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Perkembangan e-commerce di Indonesia beberapa tahun ini mengalami peningkatan cukup pesat. Sampai saat ini, tercatat lebih dari 1.500 startup di Indonesia.

"Startup merupakan proses memulai bisnis, tapi lebih ke elektronik," kata Kepala Bappeda Provinsi Lampung Taufik Hidayat, dalam seminar nasional Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro (Himatro) Universitas Lampung di ruang A21 Dekanat Fakultas Teknik Unila, Senin (4/9/2017) pagi.

Pada 2016, kata dia, Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) Republik Indonesia (RI) mencatat ada sekitar 93,4 juta pengguna internet di Indonesia. Sementara, pengguna smartphone ada sekitar 80 juta. Hal ini merupakan potensi yang besar untuk bisa dikembangkan industri digital marketing. "Salah satunya e-commerce," kata Taufik.

Namun, e-commerce harus mengikuti peraturan mengenai perdagangan digital. Aturan terkait e-commerce tertuang dalam UU Nomor 7 Tahun 2014 tentang perdagangan. Selain itu, e-commerce harus memenuhi ketentuan UU ITE.

Dalam UU Nomor 7 Tahun 2014 menjelaskan setiap pelaku usaha wajib menyediakan data lengkap dan benar. Pelaku usaha dilarang menggunakan sistem yang tidak sesuai dengan data dan informasi yang ditayangkan pada laman e-commerce. "Semua harus benar sesuai fakta," kata dia.

E-commerce pun telah mendapat perhatian penuh dari pemerintah. Target jangka menengah Indonesia pada 2020 menetapkan visi sebagai negara ekonomi digital. Khusus di Lampung, pertumbuhan ekonomi selama tiga tahun terakhir diatas rata-rata nasional. "Ke depan selalu berupaya ditingkatkan, terkhusus e-commerce," kata Taufik. (SYAHREZA/PRO2)