RAWAJITU TIMUR (Lampungpro.com): Upaya PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) masuk ke eks pertambakan Dipasena, Rawajitu Timur, Kabupaten Tulangbawang, terkendala sebaran lahan yang sangat luas, tanah rawa bergambut, dan harus menggunakan transportasi air. Belum lagi cara tancap tiang tidak sama dengan di kawasan darat.

"Tiang ini harus dicor. Kalau tidak, ya, roboh. Ini juga membutuhkan dana yang tidak sedikit dan memakan waktu lama. Padahal proses PLN masuk ke Kecamatan Rawajitu Timur khususnya eks pertambakan Dipasena berjalan dua tahun ini. Progresnya baru pengiriman tiang untuk satu Kampung Bumi Dipasena Abadi dari delapan kampung yang ada," kata Ketua Perhimpunan Petambak dan Pengusaha Udang Wilayah (P3UW) Lampung", Nafian Faiz, kepada Lampungpro.com, Kamis (8/8/2019).

Dia menambahkan, satu kampung tidak kurang 2.000 batang tiang listrik. Jadi, untuk satu kecamatan dibutuhkan sekitar 16 ribu tiang baru yang didatangkan dan disuplai ke berbagai jalur pertambakan. "Kalau sistem kerja PLN seperti ini, delapan tahun baru semua kampung di Dipasena bisa terlayani," kata Nafian yang juga Kepala Kampung Bumi Dipasena Jaya Kecamatan Rawajitu Timur, itu.

Di sisi lain, banyak tiang listrik milik PT Central Proteinaprima (CPP) yang masih cukup bagus masih berdiri tegak dan tidak digunaan. Dia menyarankan PLN menggunakan tiang tersebut dan tak perlu mendatangkan tiang baru, ini langkah penghematan sekaligus percepatan.

"Sebaiknya PLN bersama Guburnur Lampung dan Bupati Tulang Bawang duduk bersama dengan pimpinan PT CPP, agar tiang yang ada bisa dimanfaatkan PLN untuk kepentingan masyarakat Bumi Dipasena," kata Nafian Faiz. (PRO1)