BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co) : Jagung merupakan salah satu komoditas pangan strategis di Indonesia yang berperan penting dalam ketahanan pangan dan perekonomian daerah. Namun, tanaman ini kerap menghadapi ancaman penyakit seperti bulai, karat daun, dan bercak daun yang dapat menurunkan produktivitas secara drastis. Tantangan terbesar bagi petani adalah mendeteksi penyakit ini pada tahap awal, sehingga penanganan dapat dilakukan sebelum kerusakan meluas.
Untuk menjawab tantangan tersebut, tim peneliti Politeknik Negeri Lampung (Polinela) yang diketuai oleh Rima Maulini, S.Kom., M.Kom. bersama anggota Dwirgo Sahlinal, S.T., M.Eng., Dian Meilantika, S.Kom., M.T.I., dan Tri Pujiana, S.P., M.P. tengah mengembangkan sistem deteksi otomatis berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Model ini memanfaatkan pendekatan transfer learning pada Convolutional Neural Network (CNN) untuk mengidentifikasi penyakit dari citra daun jagung.
Menurut Rima Maulini, pendekatan transfer learning memungkinkan pemanfaatan model CNN yang telah dilatih pada dataset besar, kemudian disesuaikan (fine-tuning) untuk mengenali pola spesifik penyakit jagung. “Meskipun masih dalam tahap pengembangan, hasil uji awal menunjukkan potensi akurasi yang menjanjikan. Kami optimis teknologi ini dapat menjadi solusi yang efektif bagi petani, terutama di sentra-sentra produksi jagung,” ujarnya pada Selasa (12/8/2025).
Pemilihan Gapoktan Sumber Katon sebagai mitra memiliki alasan strategis. Kelompok tani ini merupakan salah satu sentra produksi jagung di Kabupaten Pringsewu, Lampung, yang memiliki potensi besar sekaligus menghadapi tantangan signifikan dalam pengendalian penyakit tanaman. Keterlibatan mitra diharapkan dapat mempercepat proses pengujian lapangan, memastikan model yang dikembangkan relevan dengan kondisi lapangan, serta memudahkan proses adopsi teknologi oleh petani.
Ke depan, model deteksi ini akan dikembangkan lebih lanjut agar dapat diakses melalui aplikasi ponsel pintar dan terintegrasi dengan perangkat IoT di lapangan. Dengan pengembangan tersebut, petani nantinya cukup memotret daun jagung menggunakan ponsel, dan sistem akan menganalisis serta memberikan hasil diagnosa dalam hitungan detik.
Versi mobile yang direncanakan juga akan dilengkapi antarmuka sederhana, fitur deteksi instan, serta basis data penyakit lengkap dengan rekomendasi penanganan. Teknologi ini diharapkan dapat membantu petani mengambil langkah pencegahan atau pengobatan secara cepat dan tepat, bahkan di daerah yang jauh dari pusat layanan pertanian. Dengan dukungan teknologi ini, potensi kerugian akibat penyakit tanaman dapat ditekan, produktivitas dapat terjaga, dan kualitas hasil panen meningkat.
#https://bpjslampung.org/Pengembangan model AI ini sejalan dengan tren pertanian cerdas (smart farming) yang mengintegrasikan teknologi digital ke dalam praktik budidaya. Polinela berharap hasil penelitian ini kelak dapat diadopsi secara luas tidak hanya di Lampung, tetapi juga di berbagai sentra produksi jagung lainnya di Indonesia. (***)
Editor : Sandy,
Berikan Komentar
Para kepala daerah di Lampung punya kesempatan untuk membuktikan...
308
EKBIS
632
Kominfo Lampung
386
Kominfo Lampung
428
206
13-Aug-2025
298
13-Aug-2025
195
13-Aug-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia