Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Polinela Kembangkan Prototipe Sistem Smart Farming untuk Tingkatkan Efisiensi Pertanian
Lampungpro.co, 05-May-2025

Sandy 54492

Share

Tim periset dari Digital Agriculture and Smart Farming (DIGIFARM) Polinela | LAMPUNGPRO.CO

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co) : Tim periset dari Digital Agriculture and Smart Farming (DIGIFARM), Politeknik Negeri Lampung (Polinela), tengah mengembangkan sebuah prototipe sistem monitoring lahan dan irigasi modern berbasis smart precision farming. Proyek ini merupakan bagian dari program Katalisator Kemitraan Berdikari dari Kemendikbudristek, dengan dukungan pendanaan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Prototipe ini dirancang untuk menunjang rantai nilai produksi pertanian di sektor hulu, khususnya dalam pengelolaan lahan secara presisi, efisien, dan berkelanjutan. Penelitian terapan ini telah dimulai sejak Januari 2025, melibatkan tujuh orang dosen dari berbagai latar belakang keilmuan di Polinela, serta menggandeng sejumlah pemangku kepentingan sebagai mitra pelaksana.

Ketua tim periset DIGIFARM Polinela, Eko Win Kenali, S.Kom., M.Cs., menjelaskan bahwa sistem ini dikembangkan untuk memberikan solusi praktis bagi petani dalam memantau dan mengatur kondisi lahan secara real time. Sistem bekerja dengan memanfaatkan perangkat berbasis Internet of Things (IoT), modul aplikasi pintar, dan sensor yang mampu mengukur berbagai parameter penting lahan seperti suhu, kelembapan, keasaman tanah, dan lain-lain.

“Dengan data yang akurat dan terperinci, petani dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dalam mengelola lahannya. Ini bisa meningkatkan produktivitas, kualitas hasil pertanian, sekaligus efisiensi dalam penggunaan sumber daya,” ujar Eko kepada Kompas.com, awal Mei 2025.

Selain itu, sistem ini juga memberikan kemudahan dalam mengatur penggunaan air dan pupuk, sehingga mengurangi biaya produksi serta meningkatkan keuntungan petani. Inovasi ini diharapkan mampu mendukung transformasi pertanian konvensional menjadi lebih adaptif terhadap teknologi, terutama di kalangan petani kecil.

Prototipe sistem telah memasuki tahap pengujian pertama yang dimulai pada 28 April 2025, bertempat di Greenhouse Plus (GH+) milik Polinela. GH+ sendiri telah dirancang khusus untuk mendukung implementasi teknologi smart precision farming, sesuai dengan Detail Engineering Design (DED) yang disusun oleh tim peneliti.

Pada tahap ini, tim DIGIFARM menguji fungsi sistem monitoring dan sistem irigasi otomatis dalam pembibitan tanaman cabai. Proses pengujian meliputi pengolahan media semai, penyemaian benih, serta pemeliharaan bibit cabai secara real time dengan bantuan sistem digital.

“Hasil awal cukup menjanjikan. Dalam waktu tujuh hari sejak penyemaian, benih cabai telah tumbuh hingga mencapai tinggi sekitar dua sentimeter,” ujar salah satu anggota tim, Jaka Fitra, S.Kom., M.T.I.

Uji coba pembibitan akan berlangsung selama 20 hingga 30 hari hingga bibit mencapai usia tanam yang cukup untuk dipindahkan ke lahan yang lebih luas.

Setelah sukses pada tahap awal, pengujian kedua direncanakan akan dilakukan di lahan terbuka seluas sekitar seperempat hektare. Lahan tersebut terdiri dari 32 bedengan sepanjang 50 meter, dan akan dikelola bersama Gapoktan Sumber Katon, Klaster Cabai Kabupaten Pringsewu.

Pada tahap ini, tim DIGIFARM juga akan bekerja sama dengan sejumlah mitra pendamping utama seperti Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan), SMK Negeri 2 Metro, dan SMK Negeri 1 Abung Selatan. Kegiatan ini tidak hanya bersifat penelitian, tetapi juga menjadi sarana edukasi dan transfer teknologi bagi petani dan siswa SMK.

Kolaborasi lintas sektor ini merupakan bagian penting dari strategi untuk mendorong adopsi teknologi pertanian cerdas di tingkat akar rumput, sekaligus memperkuat pendidikan vokasi di bidang pertanian berbasis teknologi.

Tim periset DIGIFARM Polinela terdiri dari para dosen dengan latar belakang keilmuan yang beragam, yakni Eko Win Kenali, S.Kom., M.Cs. (Ketua), anggota terdiri dari Khusnatul Amaliah, S.Kom., M.Kom., Dani Rofianto, S.Mat., M.Kom., Jaka Fitra, S.Kom., M.T.I., Halim Fathoni, S.T., M.Sc., Ph.D., Tiara Kurnia Khoerunisa, S.T., M.T.P., dan Hevia Purnama Sari, S.P., M.Si.

Melalui riset ini, mereka berharap sistem yang dikembangkan dapat menjadi salah satu solusi untuk mendukung pertanian berkelanjutan di Indonesia, khususnya di Provinsi Lampung. Selain membantu petani meningkatkan produktivitas, teknologi ini juga diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan nasional.

“Tujuan akhir kami adalah menciptakan teknologi pertanian yang aplikatif, terjangkau, dan mampu memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan petani serta masa depan pertanian Indonesia,” pungkas Eko. (***)

Editor : Sandy,

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Bro, Pelajaran Apa yang Kau Petik dari...

Para kepala daerah di Lampung punya kesempatan untuk membuktikan...

7933


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved