LAMPUNG SELATAN (Lampungpro.co) : Politeknik Negeri Lampung (Polinela) kembali menggelar program pengabdian kepada masyarakat (PKM) sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kali ini, tim dosen dari Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura (TPTH) memberikan penyuluhan sekaligus pelatihan kepada para santri di Pondok Pesantren Daarul Aamiin, Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Kamis (4/9/2025).
Kegiatan yang dipimpin oleh Ir. Fahri Ali, S.P., M.P., ini mengusung tema “Pemberdayaan Santri Melalui Budidaya Sayuran Hidroponik Sistem Rakit Apung untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Pondok Pesantren Daarul Aamiin Natar.” Tim dosen lain yang turut terlibat yakni Nanang Wahyu Prajaka, S.P., M.Biotech., Dede Tiara, S.P., M.Si., serta Dr. Ir. Desi Maulida, S.P., M.Si.
Fahri menjelaskan, gagasan ini berangkat dari kebutuhan pesantren untuk mandiri dalam hal penyediaan pangan sehat sekaligus membekali para santri dengan keterampilan praktis di bidang pertanian. “Pemberdayaan santri bukan sekadar transfer pengetahuan teknis. Lebih jauh, kegiatan ini membentuk pola pikir mandiri, kreatif, dan berorientasi pada keberlanjutan pangan,” ujar Fahri.
Pondok Pesantren Daarul Aamiin dipilih karena dinilai memiliki potensi besar untuk mengembangkan pertanian modern. Dengan jumlah santri yang beragam, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga mahasiswa, pesantren ini berpeluang menjadi motor penggerak kemandirian pangan di lingkungannya.
Dalam pelatihan, para santri diperkenalkan dengan teknologi hidroponik sistem rakit apung. Metode ini dipilih karena efisien, hemat lahan, dan memungkinkan tanaman tumbuh tanpa menggunakan media tanah. Hal ini dinilai sangat cocok untuk lingkungan pesantren yang padat aktivitas.
Santri diajarkan langsung mulai dari menyiapkan instalasi hidroponik, meracik nutrisi, hingga mengatur sirkulasi air. Proses pendampingan dilakukan secara menyeluruh, dari tahap perencanaan, penanaman, hingga panen. Pada tahap awal, jenis sayuran yang dibudidayakan adalah pakchoy karena siklus panennya cepat dan bernilai gizi tinggi.
“Setelah pakchoy berhasil, para santri bisa menanam sawi, selada, kale, atau jenis sayuran lain sesuai kebutuhan. Dengan begitu, keterampilan mereka tidak berhenti di satu komoditas saja,” tambah Fahri.
Program ini disambut positif oleh pengasuh Pondok Pesantren Daarul Aamiin. Mereka menilai kegiatan budidaya hidroponik ini bukan hanya memperkuat ketahanan pangan pesantren, tetapi juga membuka peluang usaha bagi santri di masa depan.
Selain aspek teknis, tim dosen Polinela juga menekankan pentingnya menanam nilai religius dalam bekerja. Santri diajak untuk memandang bercocok tanam bukan sekadar keterampilan ekonomi, tetapi juga sebagai ibadah dan kontribusi nyata bagi masyarakat.
Fahri berharap model pemberdayaan ini bisa direplikasi di pesantren lain, sehingga lahir pesantren-pesantren yang mandiri pangan, ramah lingkungan, sekaligus berdaya saing.
“Setidaknya, ketika santri lulus nanti, mereka sudah memiliki bekal pengetahuan di bidang pertanian. Ilmu ini bisa mereka kembangkan lebih jauh dan menjadi sumber penghasilan,” ujar Fahri. (***)
Editor : Sandy,
Berikan Komentar
Para kepala daerah di Lampung punya kesempatan untuk membuktikan...
17128
250
15-Sep-2025
244
15-Sep-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia