Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Progja 100 Hari, Rektor Unila Pantau Desa Binaan Ekowisata Mangrove Cukuh Nyinyi di Pesawaran
Lampungpro.co, 09-Feb-2023

Febri Arianto 6067

Share

Rektor Unila Lusmeilia Afriani Saat Meninjau Wisata Mangrove di Pesawaran | Lampungpro.co/Dok Unila

TELUK PANDAN (Lampungpro.co): Sukseskan program kerja 100 hari, Rektor Universitas Lampung (Unila) Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., I.P.M., mengunjungi desa binaan Ekowisata Mangrove Cukuh Nyinyi di Desa Sidodadi, Teluk Pandan, Pesawaran, Minggu (5/2/2023). Rektor memantau langsung kondisi alam dan potensi Ekowisata Mangrove Cukuh Nyinyi.

Selain keindahan alam hutan mangrove, Prof. Lusmeilia menguraikan potensi lain Ekowisata Mangrove Cukuh Nyinyi, sebagai lokasi tepat bagi pengunjung yang ingin lebih mengenal ekosistem mangrove. Unila sudah menyiapkan sejumlah rencana kolaborasi dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat.

"Kami akan mensinergikan melalui kerjasama ke berbagai pihak, seperti Lanal Lampung dan Dinas Pariwisata, untuk membina masyarakat secara berkelanjutan. Kami sadar, desa binaan Ekowisata Mangrove Cukuh Nyinyi baru memiliki beberapa produk olahan, yang dibuat langsung masyarakat secara tradisional," kata Lusmeilia Afriani.

Olahan tersebut antara lain pembuatan garam dan teh dari bahan seadanya. Namun dengan lebih mengoptimalkan berbagai potensi yang ada, mantan Ketua�LPPM�Unila ini berharap, masyarakat baik dari Bandar Lampung maupun luar Bandar Lampung, dapat berkunjung dan berwisata sekaligus belajar di Ekowisata Cukuh Nyinyi.

Selain membantu UMKM di lokasi sekitar, pengunjung dapat merasakan kesegaran dan keasrian suasana hutan mangrove. Kunjungan ini juga salah satu strategi, untuk mempublikasikan ekowisata mangrove ke sekolah-sekolah di Bandar Lampung dan sekitarnya, sehingga dapat memanfaatkan ekowisata berbasis edukasi ini.

Sementara itu, Koordinator acara Dr. Ahmad Herizon, S.T., M.T., menjelaskan, Unila telah berkolaborasi dengan Lanal Lampung dan masyarakat setempat pada program ini. Bukan sekadar berwisata, namun ini merupakan ekowisata berbasis penelitian dan pengabdian kepada masyarakat secara berkelanjutan.

"Hutan mangrove memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai ekosistem tumbuh dan berkembangnya berbagai macam flora dan fauna asli, yang bergantung pada hutan mangrove. Sementara bagi masyarakat, hutan mangrove sebagai pelindung dan sarana pemecah ombak dari abrasi air lau," jelas Ahmad Herizon.

Ada pun beberapa produk yang dihasilkan masyarakat melalui sejumlah kegiatan yang dilaksanakan, diantaranya ada buah mangrove sebagai bahan baku kosmetik (skincare). Kemudian garam khas olahan masyarakat setempat, yang juga digunakan sebagai penyedap makanan maupun pengawet.

Editor : Febri Arianto

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Eva Dwiana Lanjut, Banjir Bandar Lampung Bakal...

Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...

3880


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved