BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Provinsi Lampung kini berada di 10 besar daerah tujuan penanaman modal dalam negeri (PMDN), tepatnya di posisi tujuh. Posisi itu merupakan yang tertinggi dalam satu dekade terakhir, mengingat posisi Lampung di percaturan investasi nasional selama ini tak beranjak dari level menengah 14-15 nasional.
Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi Lampung, pada Triwulan I 2017, posisi Lampung masih berada di urutan 13 nasional dengan nilai investasi 1,58 triliun. Pada Triwulan II, posisi Lampung melejit ke posisi tujuh dengan nilai investasi Rp1,8 triliun dan bertahan pada posisi tujuh pada Triwulan III dengan nilai investasi Rp3,08 triliun.
Posisi itu sekaligus menempatkan Lampung dalam jajaran tujuan investasi utama nasional bersama Jawa Timur di posisi pertama, disusul DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, dan Kalimantan Timur. Setelah Lampung, di posisi delapan Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Riau.
Naiknya arus investasi ke Lampung, menurut Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo tak lepas dari situasi kondusif, perbaikan infrastruktur, dan jaminan berinvestasi. "Pengusaha tentu memiliki alat ukur sendiri dalam memutuskan lokasi investasi. Namun pemerintah harus menciptakan kondisi agar menjadi daerah tujuan investasi. Saya mengucapkan terima kasih kepada aparat keamanan, pemerintah kabupaten/kota, dan masyarakat Lampung pada umumnya, atas situasi kondusif yang tercipta selama ini," kata Gubernur Ridho, Senin (4/12/2017).
Perbaikan infrastrukur jalan dan jembatan ke level mantap 77%, kata Gubernur, membuat arus barang dan jasa makin cepat. Para investor, kata Gubernur, juga mengantisipasi operasional Jalan Tol Trans Sumatera di Juni 2018 dan status internasional Bandara Radin Inten II yang bakal mendukung arus logistik keluar masuk Lampung. Faktor pendukung lainnya, surplus daya listrik dalam sistem interkoneksi Sumatera Bagian Selatan.
BACA JUGA: Daya Saing Lampung Kembali Naik dari 14 ke Posisi 11 Nasional
Jenis investasi yang masuk Lampung, menurut Kepala Dinas Perindustrian Provinsi Lampung, Tonny Oloan Lumban Tobing, sesuai dengan target. "Kita menargetkan 40% investasi yang masuk itu dalam bentuk agroindustri, sehingga mampu mendukung pertanian Lampung dan margin yang dihasilkan dari perputaran investasi itu dapat mendukung makro ekonomi Lampung," kata Tonny Tobing.
Provinsi Lampung, kata Tonny, memiliki 12 komoditas bahan baku agroindustri seperti lada, kopi, cokelat, jagung, kelapa sawit, singkong, dan beras. Saat ini, 60-70% industri di Lampung berbasis agroindustri. "Beberapa investasi yang masuk itu industri ubi kayu, tapioka, glukosa, pengeringan jagung, pakan ternak, industri mi, dan gula pasir. Ini tentu mendukung program hilirisasi hasil-hasil pertanian yang dicanangkan Pak Gubernur Ridho," kata Tonny.
Selain membuka lapangan kerja, kata Tonny, peningkatan investasi ini bakal memodernisasi industri. Pasalnya, rata-rata industri di Lampung, kata dia, tertinggal dari sisi teknologi. "Investasi baru ini akan menjadikan industri kita lebih efisien sehingga mampu bersaing di pasar nasional dan globar," kata Tonny.
Secara umum, arus investasi ke Lampung baik PMDN maupun Penanaman Modal Asing (PMA) naik drastis dari semula Rp5,3 triliun naik menjadi Rp7,9 triliun di 2017. Untuk PMA, Lampung berada di posisi 27 nasional pada Triwulan III dengan jumlah investasi 32,3 juta dolar AS dan 39 proyek. (PRO1)
Berikan Komentar
Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...
1473
Bandar Lampung
1832
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia