WAY JEPARA (Lampungpro.com): Sejumlah warga Lampung Timur mengatakan praktek pungutan liar (pungli) di kawasan wisata Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Lampung Timur, bukan hal baru. Praktek tersebut berlangsung lama, namun warga bingung hendak melapor kemana.

"Halah, kalau itu mah udah sering banget. Sampe bosen saya," kata Erwin Napoleon, ketika menanggapi berita Lampungpro.com yang diunggah di akun Facebook Suara Informasi Lampung Timur, Selasa (19/6/2018).

Pembaca lainnya Bunga Rosse's menanggapi berita itu dengan bahasa Jawa. "Emang aku pernah (dipungli). Barang tak buka helmku karo maskere klejingan wonge. Ra retio tonggone dewe...hiiikkkssss. (Saat saya buka helm dan masker, yang pungli kaget. Ngak tahunya tetangga sendiri)," Bunga.

Dia melanjugkan, "Hooh Mas, kebetulan wae ndilalah kok yo tonggone dewe. Yo tak kei duite bar kui tak buka helmku karo omong kurang ora kang....hihihiii (Kebetulan kok tetangga sendiri. Ya, saya kasih uangnya. Begitu saya buka helm lalu bilang, kurang ngak duitnya)," kata dia.

Pengalam kena pungli juga dirasakan Warsito. "Uang masuk bawa mobil Rp60 ribu, tapi bayar Rp70 ribu. Ngak dikasih kembaliannya keburu mobil belakang maju. Ahirnya lewat," kata Warsito.

Sedangkan pembaca lainnya, Agus Gam mengaku di pos yang dekat pelatian gajah juga kena pungli. "Saya juga pernah dimintain uang di situ. Alasannya cek karcis," kata Agus.

Menanggapi keluhan pengunjung ini, Kepala Balai TNWK Subakir mengatakan akan menindak tegas sesuai prosedur. "Para pelaku akan dipanggil dan diperiksa dulu. Apakah yang pungli itu PNS atau tenaga PAM Swakarsa, harus jelas. Kalau (pelaku) PNS ikuti aturan PP 53 Tahun 2010 tentang Disiplin pegawai. Semua sdh ada aturannya dan jelas," kata Subakir.

Terkait lamanya praktek itu terjadi, Subakir mengatakan seharusnya pengunjung lapor. "Kenapa tidak lapor. Ini penting untuk dasar melakukan pembenahan yang lebih baik," kata Subakir. (PRO1)