Truk saat melintas di Jalan Lintas Sumatera, Lampung. LAMPUNGPRO.CO

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Operasional Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Terbanggi Besar-Kayu Agung membuat sejumlah titik pungutan liar (pungli) seperti Terbanggi Besar (Lampung Tengah), Menggala, Unit II (Tulangbawang), Pematang Panggang (Mesuji) dapat dihindari pengemudi truk. Namun, untuk mencapai Palembang, para supir truk masik kena pungli di Kayu Agung.

Menurut Ketua Lampung Truck Community (LTC) Hendra, operasional ruas Terbanggi Besar-Kayu Agung membuat mereka untuk sementara bebas dari pungli. "Mungkin karena masih gratis, makanya banyak yang masuk tol. Oleh karena itu harapan kami, agar pemerintah mempertimbangkan biaya yang terjangkau," kata Hendra kepada Lampungpro.co, Rabu (20/11/2019).

Menurut Aden, sapaan akrabnya, pungli di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) sulit dihapus, meski petugas berulangkali bertindak. Dia mengatakan setiap truk paling tidak mengeluarkan rata-rata Rp320 ribu selama perjalanan Bakauheni hingga Palembang. 

BACA JUGA: Tol Sumatera Tersambung dari Bakauheni Hingga Kayu Agung, Jalinsum Lampung Mulai Ditinggalkan Kendaraan

Itu belum termasuk cap awal Rp300 ribu. Biaya lainnya yakni 'ngemel' dan preman kawalan. Dia mencontohkan untuk 'ngemel' di Pematang Panggang paling tidak Rp20 ribu. "Kalau di Kayu Agung itu preman kawalan. Untuk muatan bongkar ke Jakabaring biayanya Rp100 ribu dan kalau mau ke Jambi atau Medan sekitar Rp20 ribu. Belum lagi pungli di Macan Lindungan," kata Aden.

Praktek pungli itu, kata Aden, bakal lenyap jika truk lewat tol. Meskipun masih ada, jumlahnya tak banyak. Oleh karena itu, pihaknya berharap ada kebijakan khusus pemerintah bagi truk di Sumatera karena tingginya pungli di lapangan. (PRO1)