Anggota DPRD Provinsi Lampung Midi Iswanto saat reses, Kamis (25/2/2021). LAMPUNGPRO.CO/TIM

RUMBIA (Lampungpro.co): Anggota Komisi IV DPRD Lampung Midi Iswanto mendapat keluhan soal refaksi singkong di tingkat perusahaan di Lampung Tengah. Hal tersebut dikeluhkan petani saat reses di Kecamatan Rumbia, Lampung Tengah, Selasa (23/2/2021). 

Menurut laporan peserta reses, potongan singkong oleh perusahaan mencapai 25- 30%. Kalau seperti ini petani singkong semakin menjerit, tidak dapat hasil, hanya cukup untuk biaya tanam lagi. Belum lagi ada dugaan kecurangan pada timbangannya. kata seorang petani. 

Menanggapi hal itu, Midi Iswanto menyatakan sampai saat ini belum ada ketetapan harga singkong oleh pemerintah. Mengenai harga singkong, sedang menjadi perbincangan petani.

Karena belum ada standarisasi harga, sangat mudah dipermainkan perusahaan. Beda dengan jagung dan padi yang harganya diatur. Keluhan harga singkong memang terjadi merata di Lampung Tengah, kata Midi.

Terkait hal ini, lanjut Midi, DPRD Lampung sedang menggagas pembuatan panitia khusus (pansus) untuk menindaklanjuti keluhan tersebut. Saat ini masih dalam proses, kata Midi yang berasal dari Fraksi Partai Demokrat itu.

Jika pansus terbentuk, diharapkan dapat membuat harga ketetapan singkong. Kemudian, akan menelusuri perlakuan perusahaan yang berbisnis tidak sehat dengan mencari keuntungan sebanyak-banyaknya di tengah jeritan petani.

Jadi perlakuan perusahaan saat ini adalah membeli serendah rendahnya dan memotong setinggi-tinggnya. Ini kan gila, kata Midi.

Menurut dia, perlakuan perusahaan yang memotong tinggi karena kadar aci pada singkong rendah diduga sebagai alasan belaka. "Alasannya tak ada acinya. Itu hanya alasan. Karena dari berbagai informasi semua singkong dipukul rata. Kalau memang perusahaan memakai alat ukur (tester) gak papa memotong tinggi. Ini tidak pakai tester main potong saja, kata Midi. (PRO1)