JAKARTA (Lampungpro.co): kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung (Kejagung), Hari Setiyono mengatakan pihaknya telah mengidentifikasi aset untuk penyitaan tambang emas di Provinsi Lampung, terkait kasus dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya.

Walau telah menjadi target aset sita, Kejagung mengaku belum mengetahui nama pemilik tambang emas tersebut. Baik atas nama perusahaan atau atas nama pribadi. "Belum, belum," kata Hari di Gedung Bundar Jampidsus, Kejagung, Jakarta Selatan, Senin (2/3/2020) lalu.

Hari mengaku ketidaktahuan dirinya tentang hal itu dikarenakan tambang emas tersebut tersebut belum melakukan produksi, masih sebatas pengurusan izin. "Artinya tambang emas ini kalo gak salah Pak Dirdik (Febrie) menyampaikan masih mengajukan izin, belum produksi," ucap dia.

Namun, lanjut Hari, ia berjanji akan mengonfirmasi hal itu lebih lanjut esok hari. "Perkembangan lebih lanjut besok saya coba untuk konfirmasi karena menarik itu atas pribadi ataukah atas nama perusahaan. Kalau pun perusahaan namanya apa," ujar dia.

Sementara itu, Direktur Kantor Hukum Lokataru Haris Azhar menilai, selama ini Kejaksaan Agung kurang terbuka dalam memberikan informasi kepada publik soal aset hasil sitaan. "Iya karena kita banyak melihat kasus ya, kasus penegakan hukum itu, asetnya ditarik abis itu ujungnya gajelas. Harus terbuka jangan cuma orangnya terus asetnya digelapkan," kata Haris, saat dihubungi awak media, di Jakarta, Senin (2/3/2020).

"Jadi begini nih, dulu ada penyalahgunaan aset berupa uang Jiwasraya, nah begitu ditanganin aset itu kemana sekarang? diambil alih Kejagung terus ditempatkan dimana? bisa digunakan ga untuk negara? jangan nanti hilang begitu aja," tambahnya.(**/PRO2)