Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Serapan Jagung Masih 24 Persen, Bulog Lampung Kejar Target Saat Panen Raya
Lampungpro.co, 15-Jun-2025

Amiruddin Sormin 386

Share

Bupati Lampung Selatan Radityo Egi Pratama saat menghadiri panen raya jagung serentak kuartal ll di Dusun Sadidekh Desa Banjar Masin Kecamatan Penengahan, pada 5 Jumj 2925. DOK. KECAMATAN PENENGAHAN

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Hingga pertengahan Juni 2025, Perum Bulog Kantor Wilayah Lampung baru menyerap 19 ribu ton jagung kering atau setara 24 persen dari target tahunan sebesar 78 ribu ton. Serapan ini dinilai masih rendah, padahal panen raya sedang berlangsung di berbagai daerah sentra produksi jagung di Lampung.

Kepala Perum Bulog Kanwil Lampung, Nurman Susilo, mengakui bahwa realisasi serapan masih jauh dari target dan pihaknya tengah berupaya mengejar kekurangan selama Juni-Juli 2025. "Target serapan tahun ini 78 ribu ton, baru terealisasi 24 persen, sisanya kami kejar saat panen raya berlangsung," kata Nurman, Sabtu (14/6/2025).

Bulog Lampung membeli jagung dengan kadar air maksimal 14 persen dan kadar aflatoksin di bawah 50 ppb sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) Rp5.500 per kilogram. "Kami menyerap jagung kering sesuai standar kualitas dengan kadar air maksimal 12 hingga 14 persen," ujar Nurman.

Untuk mendukung penyerapan, Bulog menunjuk mitra pengeringan di kabupaten Lampung Selatan, Timur, Tengah, dan Lampung Utara serta menambah empat gudang sewa untuk menampung hingga 30 ribu ton jagung. Nurman menyebutkan, “Gudang internal kami sudah penuh 15 ribu ton, dan empat gudang sewa baru kami siapkan tambahan 15 ribu ton.”

Namun di lapangan, sejumlah petani mengeluhkan kebijakan kadar air yang sulit dipenuhi dan mahalnya ongkos pengeringan. "Petani tidak punya alat pengering, kami harus bayar sendiri proses pengeringan dan kehilangan hasil hingga 20 persen," keluh Tito Purnomo, petani asal Lampung Selatan.

Harga jagung di tingkat petani Lampung saat ini anjlok di kisaran Rp3.800 hingga Rp4.200 per kilogram, jauh di bawah HPP. Hal ini membuat petani enggan menjual ke Bulog karena tidak mampu memenuhi standar kadar air tanpa dukungan fasilitas pasca-panen.

Bulog Lampung menargetkan serapan minimal 80 persen atau sekitar 62.400 ton dari target tahun ini bisa tercapai pada masa panen raya. "Harapan kami, serapan melonjak pada Juni hingga Juli dan petani bisa menjual dengan harga wajar sesuai HPP," tutup Nurman.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, total luas panen jagung di Provinsi Lampung selama Januari hingga Juni 2025 diperkirakan mencapai 130 ribu hektare. Total produksi mencapai 900 ribu ton jagung pipilan kering.

Lampung tercatat sebagai salah satu dari enam besar provinsi penghasil jagung nasional. Lampung berkontribusi sekitar 8 hingga 9 persen terhadap total produksi jagung Indonesia pada 2025. (***)

Editor Amiruddin Sormin

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya

Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved