Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Ternyata Diet Rendah Karbohidrat Tak Efektif Turunkan Berat Badan, ini Faktanya
Lampungpro.co, 22-Jul-2018

Heflan Rekanza 788

Share

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com) : Diet rendah karbohidrat terkadang dipercaya, sebagai salah satu cara ampuh untuk menurunkan berat badan. Beberapa pakar kesehatan bahkan percaya, mengurangi asupan kabohidrat dan meningkatkan asupan lemak adalah cara terbaik untuk menurunkan berat badan.

Inilah yang menyebabkan tingginya peminat diet keto, yang menerapkan pola konsumsi tinggi lemak namun rendah karbohidrat. Tubuh penganut diet keto, akan mengalami proses ketosis yaitu pembakaran lemak untuk energi, yang mendorong penurunan berat badan. Sayangnya, sebuah riset menemukan jika pola diet tersebut tak efektif untuk menurunkan berat badan.

Dilansir dari laman Men's Health, riset tersebut dilakukan oleh peneliti dari University of Aberdeen dan Chinese Academy of Sciences. Riset dilakukan dengan subjek penelitian berupa tikus dalam waktu tiga bulan masa penelitian. Hasilnya menunjukkan, tikus yang mengonsumsi makanan tinggi lemak mengalami kenaikan berat badan lebih besar daripada tikus yang mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat. Bahkan, tikus yang mengonsumsi lebih banyak karbohirat tak mengalami penambahan berat badan sama sekali.

Menurut peneliti, mengonsumsi lemak adalah satu-satunya hal yang membuat berat badan tikus bertambah. Selama tiga bulan, yang setara dengan sembilan tahun masa manusia, John Speakman dari University of Aberdeen selaku pemimpin riset mempelajari bagaimana tikus merespon 30 pola diet yang berbeda.

Pola diet diberi variasi dalam hal kandungan lemak dan karbohidratnya. Makanan tersebut disediakan untuk para hewan, sehigga mereka bisa makan kapan pun mereka suka dan sebanyak yang mereka inginkan. Pada akhir tiga bulan masa riset, Speakman menemukan tikus yang diberi 50 hingga 60 persen makanan tinggi lemak memiliki berat badan tertinggi.

Ketika periset melihat struktur otak subjek penelitian, kata Speakman, peneliti menemukan gen yang mengontrol respon terhadap aktivitas menyenangkan seperti makan atau seks. Gen tersebut diaktifkan ketika tikus mengonsumsi makanan tinggi lemak. Namun, tidak ada stimulasi pada gen tersebut ketika tikus mengonsumsi makanan rendah karbohidrat. 

Hasil riset ini memecah asumsi bahwa konsumsi lemak bisa membuat kenyang, membantu mengonsumsi lebih sedikit kalori secara keseluruhan. Menurut Speakman, diet tinggi lemak justru memicu tikus untuk mengonsumsi lebih banyak kalori.(PRO4)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Lampung Dipimpin Mirza-Jihan: Selamat Bertugas, "Mulai dari...

Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...

22975


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved