BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com) : Berprofesi sebagai wartawan ternyata bisa menyebabkan berbagai penyakit, dari ringan sampai berat.� Namun dalam beberapa kasus, tak semua wartawan yang sakit langsung menemui dokter dan berobat. Ada beberapa orang yang merasa 'kuat' untuk menahan rasa sakit yang dialaminya karena terpaku deadline padat.�
Dilansir dari berbagai sumber ada beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang wartawan yaitu leher kaku, sakit pinggang, dan tennis elbow. Para wartawan mungkin punya jenis penyakit lain yang disembunyikan.
Lampungpro.com coba merangkum beberapa penyakit yang dialami wartawan, kolaborasi antara penulis dan juga teman-teman dilapangan. Berikut penyakit yang kerap dialami para wartawan.
1. Tifus
Banyak orang bilang belum jadi wartawan sejati kalau belum kena tifus.Tifus disebut juga sebagai demam tifoid yang disebabkan oleh virus Salmonella typhi.� Penyakit ini biasanya disebarkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Selain itu, terlalu lelah, sanitasi yang tak baik serta akses air bersih yang terbatas juga jadi sumber penyebarannya. Penulis sih pernah mengalami gejala ini. Ini karena liputan yang tak mengenal tempat dan mengkonsumsi makanan sembarangan yang dijual ditempat liputan.
2. Asam Lambung/Magh
Jadwal liputan padat dan telat makan menjadi salah satu masalah yang dialami wartawan. Telat makan yang berulang dan terjadi dalam waktu lama pada akhirnya akan menyebabkan masalah asam lambung naik dan berujung pada maag.
"Suka telat makan kalau sudah liputan. Mungkin terlalu asik atau mengejar deadline jadi makan sering terabaikan. Sarapan juga tidak sempat karena harus buru-buru rapat proyeksi di kantor," ujar R salah satu wartawan cetak di Lampung.
3. Uban, Rambu rontok/Kebotakan dini pada kepala
Artikel penulisan yang panjang, isu yang rumit, narasumber yang sulit 'ditembus' membuat banyak wartawan yang akhirnya mengalami stres. Stres ini akhirnya membuat banyak wartawan akhirnya beruban dini, rambut rontok, sampai kebotakan. "Meskipun ini jarang terjadi. Tapi banyak juga yang seperti ini, contohnya saya," kata E salah satu wartawan senior di Lampung.
4. Sakit Kepala/Migrain
Masalah yang satu ini kerap dialami banyak orang saat banyak liputan di berbagai tempat dalam satu hari.�Banyak kerjaan di kantor, tugas liputan di banyak tempat dalam satu hari, ditambah cuaca yang tak bersahabat membuat daya tahan tubuh menurun, sakit kepala, migrain, pusing, sampai demam. Kalau ini sih semua wartawan mengalaminya termasuk penulis.
5. Kanker (Kantong kering)
Kalau masalah ini sih sepertinya ada yang mengalami ada yang tidak, tapi banyak juga yang mengalami. Masalah ini timbul dari pertengahan bulan hingga akhir bulan. Terkadang masalah ini menjadi besar. Karena tugas pewarta yang lebih banyak dilapangan membuat bukan cuma waktu yang terkuras tapi juga isi dompet.
"Kadang suka susah mengatur pengeluaran, karena hidupnya banyak dilapangan, makan dan minum harus beli. Termasuk kalau liputan yang mewajibkan parkir dan jauh buang bensin," terang T salah satu wartawan peliput peristiwa di Lampung.
6. Jomblo Menahun
Jadwal liputan para wartawan memang cukup padat dan tak terjadwal. Tak cuma itu, akhir pekan pun terkadang masih punya jadwal piket atau tumpukan artikel yang belum terselesaikan.�Kalau sudah begini rasanya 24 jam sehari rasanya masih kurang.
Para wartawan sulit membagi waktu untuk mencari pasangan. Memang tak semua wartawan jomblo, tapi masalah pembagian waktu untuk pasangan cukup jadi 'penyakit' wartawan. Dan ini banyak dialami wartawan muda, salah satunya teman penulis.
7. Jempol keram
Masalah ini kerap dialami oleh wartawan, khususnya wartawan media online. Para wartawan online umumnya harus siaga dengan ponselnya agar tak kebobolan berita.�Istilah tikpet atau 'ketik cepet' seringkali diungkapkan demi mendapatkan berita dengan cepat. Oleh karenanya, jari-jari tangan harus selalu siap di ponsel.�Terlalu seringnya jari menggenggam ponsel dan mengetik membuat banyak wartawan yang mengalami masalah kram di ibu jari.
8.Gangguan Mata dan Kurang Tidur/Insomnia
Lamanya menatap monitor komputer dan juga ponsel membuat wartawan seringkali mengalami gangguan mata, misalnya bertambahnya ukuran minus mata. Selain itu ukuran silinder, plus, dan mata lelah juga jadi masalah yang dikeluhkan. Masalah ini juga sering menimpa para wartawan foto karena mereka harus memicingkan mata untuk mendapatkan obyek foto yang sempurna.
Selain itu Insomnia atau kurang tidur pun selalu dialami para wartawan dilapangan. Yap hal ini biasa terjadi dikalangan wartawan. Tugas wartawan yang tak kenal waktu terutama ada peristiwa atau liputan hingga malam hari, membuat para wartawan tidak bisa memiliki kualitas tidur yang baik. Hal ini juga yang bisa merambat ke penyakit lain.(**/PRO4)
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4140
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia