Terorisme, Menteri Pertahanan, Lampung, Lampungpro.com, Info Lampung, Info Bandar Lampung, Info Terkini, Kekinian, Polda Lampung, PKS Teroris, PKS Radikal, PKS Intoleran, Kammi Teroris

JAKARTA (Lampungpro.com): Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu menjelaskan pemerintah saat ini telah menyiapkan antisipasi terhadap berbagai macam ancaman keamanan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 mendatang. Salah satu yang menjadi ancaman ialah aksi terorisme, Senin (3/9/2018).

"Potensi ancaman terorisme pasti ada, dan itu yang kita waspadai, antisipasi, jangan lengah," ujar dia di Jakarta.

Ia mengatakan, dalam mengantisipasi dan mencegah secara efektif harus dilakukan oleh semua pihak, tidak hanya aparat (TNI dan Polri), tetapi juga keterlibatan masyarakat. Sebab ancamana terorisme merupakan sesuat yang nyata. "Tidak mungkin hanya aparat keamanan saja, semua harus terlibat semua instansi dan rakyat," kata dia.

Menurutnya, seluruh elemen bangsa harus bersatu, itu untuk dalam negeri. Sementara luar negeri yakni Indonesia harus menjalin kerja sama yang baik dengan semua negara untuk memberantas terorisme. "Kita tidak bisa sendiri-sendiri, harus bersatu dan solid," ujar dia.

Apalagi, tambahnya, pemerintah telah mencatat puluhan teroris asing (foreign terrorist fighters/FTF) yaitu orang Indonesia yang kembali ke Indonesia dari Suriah dan Irak. Dimana data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menunjukkan 500-an lebih milisi ISIS asal Indonesia telah kembali ke Tanah Air. Tidak hanya itu, kondisi geografis Indonesia yang berada di antara dua benua dan dua samudra, sangat terbuka untuk aksi-aksi terorisme.

"Karena itu perlu kerja sama baik di dalam maupun dengan negara-negara lain, termasuk Filipina," kata Ryamizard. Selain kerja sama global, Pemerintah Indonesia mengelaborasi pendekatan lunak dan keras. Pendekatan lunak adalah langkah pencegahan melalui berbagai kegiatan kontra-radikalisasi dan deradikalisasi seperti yang telah dijalankan oleh BNPT. (***/PRO3)