Ilutrasi kekerasan dalam rumah tangga. LAMPUNGPRO.CO

BANDAR SRIBHAWONO (Lampungpro.co): Suami istri bernama Sugito dan Sugiyanti warga Desa Bandaragung, Kecamatan Bandar Sribhawono, Kabupaten Lampung Timur, dirawat intensif di salah satu rumah sakit di Bandar Lampung, Minggu (31/3/2024). Sugito dirawat karena sengaja menenggak cairan herbisida jenis Gramaxone.

Sedangkan Sugiyanti mengalami luka bacok pada kepala tangan yang dilakukan suaminya sendiri. Sampai siang ini rumah suami istri tersebut dalam kondisi sepi dan diberi garis polisi.

Kanit Reskrim Polsek Bandar Sribhawono, Iptu Aidil, menjelaskan pemicu dari kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) belum diketahui. Polisi juga belum melakukan pemeriksaan kepada siapa pun terkait kasus tersebut.

"Belum ada yang kami periksa, kami hanya memberikan garis polisi di tempat kejadian untuk mempermudah dalam penyelidikan nanti," kata Aidil kepada SuaraLampung.id (jaringan media Lampungpro.co), Minggu (31/3/2024).

Saat peristiwa KDRT terjadi di rumah tersebut ada satu orang yaitu anak Sugito dan Sigiyanti bernama Andi. Saat kejadian sekitar pukul 03.00 WIB, Andi berada di rumah. Namun polisi belum meminta keterangannya karena masih dalam kondisi duka.

Menurut keterangan Miskan Ketua RT setempat, warga mengetahui peristiwa KDRT tersebut setelah keduanya terkapar di ruang tengah depan televisi. Sugiyanti dalam kondisi luka bacok. Sementara Sugito dalam kondisi mulut berbusa akibat racun yang diminumnya.

"Pagi sekitar pukul 05.40 WIB Andi anak dari Sugito dan Sugiyanti berlarian memberi tahu tetangga sekitar. "Namun apa pemicunya, kami belum ada yang tahu," kata Miskan.

Menurut Miskan setelah warga melihat kedua kondisi suami istri itu sekarat, lalu warga memberitahu polisi. Warga membawa keduanya ke Rumah Sakit Aka Medika, Kecamatan Bandar Sribhawono. Namun karena luka keduanya cukup parah sehingga dirujuk ke Bandar Lampung.

"Kami melihat sudah tidak tega, Pak Sugito terkapar mulut berbusa dan istrinya luka parah dengan darah mengalir ke lantai," kata Miskan. (***)

Editor: Amiruddin Sormin, Kontributor: Agus Susanto