BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com) : Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengatakan Indonesia belum sepenuhnya menerapkan Revolusi Industri 4.0 karena masih ada industri yang menggunakan teknologi revolusi pertama, kedua, dan ketiga. "Dalam praktiknya, kita ini masih ada bagian yang masih di Revolusi Industri Pertama, Kedua, dan Ketiga. Semua orang bermimpi untuk 4.0, padahal masih ada yang pertama, masih ada petani kita yang menggunakan cangkul," kata JK, Sabtu (8/12/2018).
Menurut JK, memasuki era revolusi industri keempat bukan berarti Indonesia telah selesai dengan perkembangan industri sebelumnya. Ia pun menambahkan, pada beberapa bidang industri di Tanah Air masih menerapkan teknologi lama, seperti penggunaan mesin uap, pengerjaan manufaktur dengan listrik dan komputerisasi.
"Kita ini seakan-akan dunia akan dikuasai 4.0. Kita masih pertama ada, banyak industri yang serupa dengan bengkel. Revolusi ketiga dengan ditemukannya komputer, kita masih banyak orang tidak menguasai itu," ujar dia, usai menghadiri penutupan Silaknas ICMI di Bandar Lampung.
Revolusi industri yang terus meningkat seiring perkembangan zaman, lanjut JK, memang menjadi sebuah keniscayaan bagi sebuah negara untuk mengembangkan perekonomiannya di bidang industri. Namun, perkembangan revolusi industri tersebut tidak semuanya cocok untuk diterapkan di sebuah negara.
JK mencontohkan, Revolusi Industri 4.0 cocok diterapkan di Jepang karena negara dengan penduduk yang semakin sedikit pasti memerlukan kerja robot dan otomasi dalam memajukan perindustriannya. Bahkan Negeri Sakura tersebut sedang mempersiapkan masyarakatnya untuk menyambut Revolusi Industri 5.0 pada tahun 2025 mendatang.
"Memang di negara-negara yang penduduknya kurang, menurun, cenderung menjadi tua, kayak di Jepang. Itu menjadi keharusan, karena tanpa robotisasi dia tidak bisa berfungsi lagi. Saya tidak tahu nanti apa yang kelima, tentu di atasnya robotisasi dan otomatisasi. Mereka, Jepang, sudah mempersiapkan masyarakatnya menerima itu." terang dia.
Sementara itu, sepekan lalu yakni pada 26 November 2018, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan sederet menteri ke Istana Kepresidenan. Pertemuan internal itu membahas upaya pemerintah dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Terkait hal tersebut, Jokowi menginginkan para menteri untuk melakukan banyak inovasi.(**/PRO4)