Portal berita Lampung, Portal Berita Online Lampung, Situs Berita Online Lampung, Berita Online Lampung Terdepan, Berita Online Lampung Terkini, Situs Berita Pembangunan Lampung, Situs Berita Pariwisata Lampung, Situs Berita Pendidikan Lampung, Portal Berita Politik Lampung, Portal Berita Nasional Lampung, Portal Berita Olahraga Lampung, Portal Berita Lampung Terkini, Berita Bisnis Lampung Terdepan, Berita Politik Lampung Terkini

JAKARTA (Lampungpro.com): Warga Jerman menilai Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai sumber masalah alias biang kerok. Trump dianggap sumber masalah yang lebih besar dibanding pemimpin Korea Utara Kim Jong un, Presiden Rusia Vladimir Putin atau Presiden Turki Erdogan.

Kesan warga Jerman itu terungkap dalam sebuah survei yang digelar Koerber Foundation. Jajak pendapat itu dilakukan terhadap 1.005 orang Jerman yang melakukan pemungutan suara, dilakukan pada Oktober lalu. Pada survey tersebut juga terkuak bahwa 56 persen orang Jerman menggambarkan hubungan dengan Amerika Serikat sebagai buruk atau sangat buruk.

Trump juga dianggap menjadi masalah nomor dua yang dihadapi Jerman dalam hal kebijakan luar negeri. Peringkat pertama adalah masalah pengungsi, dengan 26 persen responden khawatir tentang kemampuan Jerman untuk mengatasi arus masuk pencari suaka.

Soal hubungan dengan Trump dan Amerika Serikat berada di peringkat kedua persoalan besar yang dihadapi Jerman, dengan 19 persen menggambarkannya sebagai tantangan utama. Hasil itu diikuti oleh Turki sebesar 17 persen, Korea Utara sebesar 10 persen dan Rusia 8 persen.

Sejak memasuki Gedung Putih pada bulan Januari, Trump telah membuat Jerman tidak tenang dengan menarik diri dari kesepakatan iklim Paris, menolak untuk mengesahkan kesepakatan internasional mengenai program nuklir Iran dan mengkritik surplus perdagangan Jerman serta kontribusinya terhadap aliansi militer NATO.

Tindakan Trump mendorong Kanselir Jerman yang biasanya berhati-hati, Angela Merkel, awal tahun ini mengatakan bahwa Berlin mungkin tidak dapat mengandalkan Amerika Serikat di masa depan. Dia juga mendesak Eropa untuk mengambil takdir ke tangan mereka sendiri. (**/PRO2)