Para wanita petambak Dipasena saat ikut menarik kabel listrik pada 2011. LAMPUNGPRO.CO/P3UW LAMPUNG
Sangat disayangkan jaringan PLN yang kini sampai di depan -rumah petambak itu terancam sia-sia. Atau hanya menjadikan pemandangan pilu para petambak. Pasalnya para rekanan dan instalatir sambung baru PLN berlomba-lomba mencari keuntungan dengan menarik tarif jauh lebih mahal dari tarif resmi PLN.
Ini memberatkan, apalagi ekonomi petambak pasti juga terdampak virus Corona. Sementara petambak yang mengikuti prosedur pendaftaran di PLN berbulan-bulan KWH tak turun-turun.
Memang, hadirnya PLN di Dipasena melalui proses panjang, penuh duka, dan air mata. Lebih dari itu, ini merupakan sebuah bukti gigihnya perjuangan rakyat untuk menegakkan kedulatan negara di atas Tanah Air terhadap sebuah korporasi yang selama ini mendominasi dan memonopoli.
Akankah PLN akan abai terhadap apa yang dirasakan para pertambak udang ini? Dengan pembiaran terhadap prilaku pada calo KWH yang menjadikan petambak menjadi santapan dengan memeras mereka di zaman sulit ini? P3UW berharap dapat segera mengonsolidasikan kekuatannya sehingga petambak Dipasena yang notabene anggota P3UW segera menikmati terangnya Dipasena dengan harga pasang KWH sewajarnya. Selamat Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei...! (NAFIAN FAIZ KETUA P3UW LAMPUNG 2008-2019/PRO1)
Berikan Komentar
Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...
1633
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia