Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Ambil Langkah Agresif Transisi Energi, PLN Jalin Kerjasama Dengan 28 Perusahaan di EBTKE Conex 2023
Lampungpro.co, 13-Jul-2023

Febri Arianto 5133

Share

PLN Saat Jalin Kerjasama 28 Perusahaan di EBTKE Conex 2023 | Lampungpro.co/Dok PLN

TANGERANG (Lampungpro.co): PT PLN (Persero), aktif menjalin kolaborasi pemanfaatan energi bersih melalui pendatanganan 28 kolaborasi dengan berbagai pihak dalam agenda tahunan The 11th EBTKE Conex 2023. Hal ini searah dengan misi perseroan untuk mendukung upaya pemerintah dalam transisi energi menuju net zero emission (NZE) 2060.

Dari 28 kolaborasi, PLN menjalin kerjasama dengan 10 perusahaan untuk penyediaan layanan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) pada rooftop dengan total kapasitas 187,97 Megawatt peak (MWp).

Selain itu, PLN juga menyepakati Power Purchase Agreement (PPA) pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM), PLTS dan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PTLSa) dengan total kapasitas 25,7 Megawatt (MW).

Tidak hanya itu, PLN juga meresmikan pengoperasian empat PLTM yang berada di Sumatera dengan total kapasitas 30 MW. Lalu, PLN juga bekerjasama dengan tiga perusahaan yang menyerap Renewable Energy Certificate (REC) dengan total kapasitas 200 gigawatt hour (GWh).

PLN juga menyepakati kerjasama untuk pengembangan EBT serta data centre di Batam. PLN juga melakukan kerjasama dengan Kementerian ESDM untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam bidang transisi energi.

Guna mempercepat ekosistem kendaraan listrik, PLN juga menggandeng empat perusahaan untuk pengembangan SPKLU dan penyediaan SPBKLU, sekaligus baterai sebagai pilot projek EV Marine.

Dalam pembukaan EBTKE Conex, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, target mencapai NZE 2060 butuh usaha ekstra dengan progam yang terencana dengan baik. Dalam hal ini, berbagai program transisi energi membutuhkan kolaborasi seluruh stakeholder yang ada dalam ekosistem energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.

"Semua harus melakukan program transisi energi, dengan memanfaatkan sumber-sumber EBT dalam negeri yang ternyata potensinya luar biasa besar. Semua bisa dimanfaatkan kalau pembangunan infrastruktur yang bisa menyalurkan semua potensinya," kata Arifin dalam pembukaan The 11th EBTKE Conex 2023 dengan tema From Commitment to Action: Safeguarding Energy Transition Towards Indonesia Net Zero Emissions 2060, di Tangerang, Rabu (12/7/2023).

Arifin menekankan pentingnya pengembangan teknologi terbaru, guna memaksimalkan sumber-sumber EBT yang tersebar diberbagai tempat. Pemerintah mendukung penuh upaya ini melalui kebijakan-kebijakan yang memudahkan usaha di bidang EBT.

"Mimpi kami membangun jaringan koneksi antar pulau, agar potensi yang ada di pelosok-pelosok bisa dinikmati seluruh masyarakat dan industri. Kami punya sumber daya besar, mineral-mineral penting, yang kalau dimanfaatkan dengan teknologi yang tepat, akan menjadi dukungan transisi energi dan menumbuhkan ekonomi," ujar Arifin.  

Sementara itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, pihaknya mengambil tindakan nyata untuk mengoptimalisasi kapasitas EBT yang telah ada dalam sistem PLN, sekaligus membuka potensi-potensi pengembangan yang baru.

"PLN mengambil langkah agresif dalam pengembangan EBT di Indonesia. Kami sudah petakan potensinya satu persatu dan dikolaborasikan dengan stakeholder terkait, agar transisi energi ini tidak hanya mampu menyediakan energi bersih, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," ungkap Darmawan.

Disisi lain, Ketua Masyarakat Energi Baru Terbarukan (METI), Wiluyo Kusdwiharto menjelaskan, transisi energi membutuhkan upaya bersama agar tidak ada yang tertinggal dalam proses panjang ini. Melalui acara tersebut, METI ingin mendorong komitmen yang telah terjalin dari berbagai stakeholders menjadi aksi nyata pengembangan EBT.

"METI memiliki komitmen kuat, untuk menjadi garda terdepan perubahan dan transformasi menuju energi baru terbarukan. Dengan semangat yang sangat luar biasa dan komitmen pemerintah, kami yakin bisa menerjemahkan kolaborasi ini menjadi tindakan nyata," jelas Wiluyo.

Menurut Wiluyo, percepatan transisi energi perlu dibarengi kolaborasi dari sektor publik maupun swasta, terutama untuk pengembangan teknologi EBT dan penghentian penggunaan energi yang tidak ramah lingkungan. (***)

Editor : Febri Arianto

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Setelah Dilantik 20 Februari Lalu, Apakah Keluhan...

Kawan, jangan lupakan jalan pulang: jalan rakyat yang dulu...

6871


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved