Kondisi Jembatan Kali Nughik Tubaba Ambruk Akibat Hujan Deras | Ist/Lampungpro.co

PANARAGAN (Lampungpro.co): Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, memerintahkan Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Lampung, untuk segera menangani putusnya Jembatan Kali Nughik di Tulangbawang Barat (Tubaba), setelah menerima laporan resmi tentang kerusakan jembatan tersebut.

Instruksi tersebut, disampaikan sesaat setelah Gubernur Lampung mendapatkan informasi jembatan yang merupakan aset Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung itu ambruk akibat hujan deras dan derasnya aliran sungai yang menggerus pondasi.

Gubernur Lampung pun turut meminta langkah tanggap darurat agar dilakukan sesegera mungkin, agar mobilitas masyarakat tidak semakin terganggu.

Kepala Dinas BMBK Lampung, atas perintah Gubernur Lampung, ditugaskan turun langsung ke lokasi bersama tim teknis untuk melakukan pengecekan struktur, pemasangan rambu pengalihan arus, serta menyiapkan penanganan darurat sebelum perbaikan permanen dilakukan, karena akses warga tidak boleh terputus terlalu lama.

Dalam arahannya, Gubernur Lampung juga meminta Dinas BMBK Lampung untuk melakukan penanganan secepat mungkin, untuk memastikan keselamatan masyarakat tetap terjamin.

Putusnya Jembatan Kali Nughik berdampak pada akses beberapa tiyuh seperti di Gunung Katun Tanjungan, Gunung Katun Malai, hingga Karta. Warga terpaksa memutar melalui jalur Kagungan Ratu menuju Panaragan Jaya, rute yang lebih jauh dan menambah waktu perjalanan.

Dari keterangan Kepala Tiyuh Gunung Katun Tanjungan, Laili, sejak pagi warga berjaga di lokasi untuk mencegah pengendara melintas tanpa mengetahui kondisi jembatan.

Menanggapi laporan warga tersebut, Gubernur Mirza memastikan proses penanganan berjalan terstruktur. Ia meminta Dinas BMBK dan Pemkab Tubaba agar segera berkoordinasi untuk pengamanan lokasi, pembukaan jalur alternatif resmi, serta percepatan analisis kebutuhan perbaikan.

Fokus utama adalah memastikan konektivitas masyarakat tetap terjaga, dan memastikan agar jembatan dapat dibangun kembali dengan standar yang lebih kuat. (***)

Editor : Febri Arianto