Ketua Komisi IV DPRD Kota Bandar Lampung, Asroni Paslah, S.Pd., M.M., | LAMPUNGPRO.CO/Ist

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co) : Perkembangan teknologi informasi yang pesat dinilai mulai memengaruhi perilaku sosial masyarakat.

Anggota DPRD Kota Bandar Lampung, Asroni Paslah, menilai media sosial, khususnya WhatsApp, lambat laun menggerus nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat.

Menurut Asroni, kemajuan teknologi membawa perubahan cara berkomunikasi yang berdampak pada menurunnya kebiasaan berinteraksi secara langsung, yang selama ini menjadi karakter masyarakat Indonesia.

“Nilai-nilai Pancasila sudah mulai memudar. Misalnya semangat gotong royong dan musyawarah mufakat,” ujar Asroni dalam kegiatan Ideologi Pancasila & Wawasan Kebangsaan (IPWK) di Bandar Lampung, Selasa (25/11/2025).

Asroni mencontohkan, masyarakat kini lebih banyak berkoordinasi melalui WhatsApp, tanpa bertemu langsung untuk berdiskusi seperti dulu.

“Kalau dulu, warga berkumpul dulu, bermusyawarah, lalu menyepakati jadwal gotong royong. Sekarang banyak yang hanya lewat WhatsApp,” tuturnya.

Ia menilai diperlukan langkah strategis, kebijakan, serta kolaborasi semua pihak untuk mengembalikan dan memperkuat nilai-nilai Pancasila di tengah masyarakat, khususnya di Bandar Lampung.

Dalam kesempatan yang sama, Asroni juga menyampaikan bahwa ia telah merealisasikan salah satu janji kampanyenya, yakni memperjuangkan pendirian sekolah dasar di Kelurahan Kedaung.

“Dua tahun lalu saya berjanji akan memperjuangkan pembangunan SD Negeri di Kedaung, karena saat itu belum ada sekolah dasar di sini,” kata Asroni.

Ia memastikan bahwa anggaran untuk pendirian sekolah tersebut telah dialokasikan dan rencananya mulai direalisasikan pada 2026.

Dengan adanya sekolah baru, ia berharap masyarakat di Kedaung tidak perlu lagi menyekolahkan anak mereka jauh dari tempat tinggal.

“Tahun 2026 sudah dianggarkan. Harapannya, anak-anak di Kedaung bisa sekolah dekat rumah,” jelasnya.

Dengan dua agenda tersebut, Asroni menegaskan komitmennya memperkuat pendidikan dan nilai kebangsaan di tengah perubahan zaman yang semakin digital. (***)
Editor : Sandy,