#beritalampung #beritalampungterkini #beritaolahragalampung #beritapolitiklampung #beritaasiangames #beritalampungupdate #infolampungpro.com #lampungprodotcom #lampungwisata #beritapendidikan #infopendidikan #infokementrian #gubernurlampung

BOGOR (Lampungpro.com): Suasana Stasiun Bogor berbeda dari seperti hari biasanya pada Senin (23/7/2018). Kepadatan antrean pun terjadi di depan loket pembelian tiket commuter line Jabodetabek. Hal itu terjadi karena adanya pemeliharaan sistem e-ticketing yang telah dilaksanakan sejak 21 Juli 2018 kemarin.

Pengguna commuter line pun otomatis harus membeli tiket kertas seperti era�tahun 2005. Berdasarkan pantauan di Stasiun Bogor, para pengguna commuter line telah mengantri sejak pukul 06.30 WIB. Seperti yang dialami Dery Heriansyah, yang mengaku dirinya datang lebih awal, karena antisipasi mengantre lama. "Takut lama antre, jadi lebih pagi aja," kata Dery saat di tanya Halal Lifestyle (grup Lampungpro.com).

Tidak hanya antrean para pengguna commuter line, para petugas juga sibuk membantu mengarahkan pera pengguna commuter line untuk membeli tiket baru. Ada beberapa petugas juga yang berjaga di setiap loket pembelian tiket.

Menurut keterangan tertulis, VP Komunikasi Perusahaan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), Eva Chairunisa, pihaknya tengah melaksanakan pemeliharaan sistem tiket elektronik, yang dilaksanakan sejak 21 Juli 2018. Sehingga, pada 23 Juli 2018 ini akan dimulai sistem pembelian tiket yang baru, yaitu menggunakan tiket kertas.

KCI menargetkan waktu perbaikan sistem gate elektronik KRL di stasiun Jabodetabek, bakal selesai hari ini. Imbas perbaikan sistem gate tersebut terjadi antrian panjang penumpang kereta di banyak stasiun. "Diharapkan seluruh perangkat sudah dapat dioperasikan untuk pelayanan KRL" kata Chairunisa di Jakarta, Senin (23/7/2018).

Tiket kertas yang diberlakukan di 79 stasiun KRL dimulai dari perjalanan kereta pertama hingga kereta terakhir. Dijelaskan tiket kertas dijual seharga Rp3.000 ke semua stasiun tujuan. Untuk mempercepat proses transaksi pengguna jasa diimbau untuk menyiapkan uang tunai sesuai tarif tiket kertas.�(**/PRO2)