Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Catat, Festival Komodo di Gelar Bulan Maret 2018
Lampungpro.co, 28-Jan-2018

Heflan Rekanza 1730

Share

Lampung, Info Lampung Terkini, Berita Politik Lampung, Portal Berita Pertanian, Portal Berita Bisnis, Portal Berita Daerah, Portal Berita Pendidikan, Info Berita Terbaru Lampung, Lampungpro.com Nomor Satu, Info Peristiwa Terkini, Portal Informasi Lampung Terbaru

NUSA TENGGARA TIMUR (Lampungpro.com): Festival Komodo 2018 akan segera dimulai, tepatnya pada tanggal 5 hingga 10 Maret 2018 mendatang. Kalau mau datang, sebaiknya siapkan perlengkapan menyelam seperti snorkling dan kamera. Jangan lupa juga pastikan membawa kartu memori berkapasitas besar.

Pasalnya, akan banyak yang harus diabadikan dan dipublish di dunia sosial media. Selain akan menikmati kecantikan bawah laut, Anda bakal dihibur berbagai acara seru.Kegiatan ini dipusatkan di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Bakal ada Parade Komodo, Lomba Fotografi, Voli Pantai, Lomba Perahu Dayung, Pertunjukan Kecantikan Komodo, Lokakarya, Pameran Kerajinan Tangan, Pertunjukan Seni dan Musik, serta banyak lagi. "Selain itu, juga ada karnaval budaya, dan petualangan alam komodo. Wisatawan akan menikmati sajian kultural dan sekaligus berwisata bahari,"ujar Kepala Dinas Pariwisata NTT, Marius Ardu Jelamu, Jumat (26/1/2018).

Marius menjelaskan, kegiatan itu dinamakan Festival Komodo karena komodo adalah branding dari Kabupaten Manggarai Barat yang masuk tujuh keajaiban dunia. Kegiatan yang masuk Calendar of Event 2018 premiere skala internasional ini akan melibatkan seluruh masyarakat Manggarai Barat. Tidak hanya warga Labuan Bajo saja, tetapi begitu banyak wisatawan mancanegara yang akan hadir.

"Kami akan mempromosikan kepada dunia luar tentang keindahan alam Manggarai Barat dan kemeriahan Festival Komodo ini. Ini juga merupakan upaya kami menghidupkan nilai budaya dalam pariwisata, dan tentunya terus memicu kedatangan wisatawan mancanegara," ungkap Marius.

Acara ini akan menjadi kesempatan sempurna bagi wisatawan untuk menjelajahi keindahan Labuan Bajo dan pulau-pulau di Taman Nasional Komodo. Mulai dari pantai berpasir putih yang asli dan pantai pink juga ada. Kehidupan bawah lautnya menjadi pemandangan yang mengesankan. Dan tentu saja budaya yang unik dari masyarakat setempat sendiri.

Dijelaskan Marius, wisatawan akan diajak mengunjungi desa adat Papagarang yang memiliki banyak keunikan tersendiri selama festival berlangsung. Desa Papagarang terletak di tengah antara Labuan Bajo, Pulau Komodo, dan Pulau Rinca. Di sini, terdapat sekumpulan pulau berpasir unik yang disebut pulau Sembilan yang bersama-sama membentuk bentuk angka sembilan. Uniknya, di tengahnya banyak Ubur-ubur yang terperangkap di laguna.

"Di sekitar Labuan bajo juga terdapat  desa nelayan tradisional suku Bajo dan Sape. Mereka memiliki tradisi pelayaran yang panjang di seluruh kepulauan Indonesia. Di pesisir barat desa, bisa ditemukan makhluk laut unik yang disebut dugong. Banyak yang menyebutnya "putri duyung" juga," papar Marius.

Aksesibilitas ke Labuan Bajo juga telah ditingkatkan dengan bandara yang lebih besar dan lebih up-to-date. Pesawat jenis Boeing 737-800 sudah dapat mendarat di Bandara Komodo Labuan Bajo. Begitu juga dengan pelabuhan yang lebih besar ke Taman Nasional. "Pengembangan lebih lanjut di bidang infrastruktur dan fasilitas terus dilakukan. Yang jelas bandara dan pelabuhannya sudah bagus," cetuanya.

Menurut Marius, peningkatan arus kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo didukung dengan lancarnya layanan penerbangan dari sejumlah rute ke Labuan Bajo. Seperti dari Kupang, Denpasar, dan Jakarta. "Khususnya frekuensi penerbangan Jakarta-Labuan Bajo yang dilayani Maskapai Batik Air dan Garuda telah berdampak besar bagi peningkatan arus wisatawan," katanya.

Begitu juga dengan amenitasnya. Di Labuan Bajo terdapat 1.135 kamar itu, terdiri dari kamar hotel dan homestay. Hotel yang tersedia juga mulai dari kelas melati hingga berbintang. Yang terbaru dan unik adalah keberadaan hotel terapung. Yaitu kapal yang menyiapkan kamar-kamar inap di kabinnya. "Hotel terapung ini makin banyak peminatnya. Terbukti jumlahnya terus bertambah. Homestay-homestay yang representatif juga akan kami siapkan saat festival berlangsung," pungkas Marius.

Karenanya, jika daerah ingin industri pariwisata yang berkelanjutan, Menpar Arief Yahya mendorong pengembangan budaya. NTT pun sudah memiliki Festival Komodo yang sangat unik dan menarik."Pemda setempat harus terus tingkatkan infrastrukturnya. Agar semakin layak menjadi destinasi kelas dunia," ujar Menpar Arief Yahya.(**/PRO4)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Pilgub Lampung, Peruntungan Arinal Djunaidi Berhenti di...

Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...

1526


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved