Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Catatan, Jalan-Jalan Protokol Bandar Lampung tak Ramah Bagi Pejalan Kaki dan Wong Cilik
Lampungpro.co, 06-Apr-2021

Amiruddin Sormin 2569

Share

Trotoar Jalan Ahmad Yani, Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung yang tak landai dan terputus-putus. Foto dibidik Selasa (6/4/2021). LAMPUNGPRO.CO/FEBRI

Praktis kini, jika ingin cepat bepergian di Bandar Lampung, minimal harus punya sepeda motor. Kalau sudah berkeluarga dan punya anak, berusahalah punya kendaraan roda empat, agar aman dan nyaman berkeliling Bandar Lampung. 

Hancurnya trotoar di berbagai jalan protokol seperti Jalan Radin Inten, Jalan Sudirman, Jalan Diponegoro, Jalan Zainal Abidin Pagar Alam, Jalan Teuku Umar, dan Jalan Sultan Agung, merupakan warisan wali kota sebelumnya. Wali Kota Suharto (2000-2005) dan Wali Kota Eddy Sutrisno (2005-2010), tak menjadikan perbaikan trotoar sebagai prioritas. Kalau pun ada hanya tambal sulam dari yang ada. 

Kerusakan trotoar akibat perubahan fungsi di berbagai jalan protokol dan permukiman di Bandar Lampung, juga luput dari perhatian Wali Kota Herman HN yang fokus membangun flyover. Beban itu kini menumpuk di pundak Wali Kota Eva Dwiana.

Pasangan Eva Dwiana-Deddy Amarullah yang sejak dilantik pada 26 Februari 2021, bertekad ingin mempercantik wajah kota berjuluk Tapis Berseri ini, harusnya memprioritaskan penanganan trotoar dan menghidupkan angkutan massal. Agar Bandar Lampung layak menyandang predikat kota ramah pejalan kaki dan wong cilik

Kota-kota besar di dunia yang banyak dikunjungi wisatawan back paper itu amat ramah bagi pejalan kaki, karena dengan berjalan kakilah keindahan suatu kota dapat dinikmati. Bangun trotoar yang landai agar bisa dipakai kaum difabel berjalan-jalan memakai kursi roda. Memang, menghidupkan kembali trotoar yang hilang selama belasan tahun ini butuh energi dan kesabaran menghadapi yang bakal protes.

Eva Dwiana juga punya beban sejarah untuk menghidupkan kembali angkutan umum massal. Memang aneh, Bandar Lampung yang masuk kategori metropolitan ini, tak memiliki angkutan massal yang memadai. Buang impian dan lupakan BRT yang terbukti gagal jadi angkutan massal. 

Kalau tak punya angkutan massal siap-siaplah suatu saat kemacetan akan makin parah dan Bandar Lampung bukan lagi destinasi wisata yang menarik. Bandar Lampung akan masuk kategori kota mahal, karena kemana-mana harus memakai jasa angkutan online.

1 2 3

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Lampung Dipimpin Mirza-Jihan: Selamat Bertugas, "Mulai dari...

Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...

25031


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved