BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Langkah strategis Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal (Mirza) menempuh jalur diplomasi internasional ke Tiongkok dalan sepekan terakhir perlu ditindaklanjuti. Agar benar-benar mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Lampung yang dipatok 4,9% hingga 5,3%.
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Provinsi Lampung memiliki peran strategis menindaklanjuti hasil-hasil keselamatan itu dalam aksi bisnis secara business to business (B to B). Mengingat beberapa kesepakatan seperti bidang pertanian dan kepelabuhanan yang cocok dengan fokus utama (core business) beberapa BUMD milik Pemprov Lampung.
Mengapa harus memanfaatkan pembiayaan Danantara? Kondisi umum BUMD termasuk di Lampung bersumber dari APBD dan tidak dikelola secara professional. Akibatnya, BUMD merugi baik karena knerja bisnis maupun kasus korupsi.
Dari tiga BUMD milik Pemprov Lampung, hanya satu yang tergolong sehat. PT Lampung Jasa Utama (LJU) menghadapi tantangan serius, termasuk kasus hukum yang melibatkan anak usahanya, PT Lampung Energi Berjaya (LEB), terkait korupsi dana Participating Interest (PI) sebesar Rp271,8 miliar.
Kondisi keuangan LJU juga terpuruk, dengan utang Rp1,47 miliar dan piutang macet mencapai Rp1,87 miliar pada akhir 2023. Meskipun demikian, LJU sempat membukukan dividen sebesar Rp140,9 miliar kepada Pemprov Lampung pada 2024.
Kemudian, PT Wahana Raharja mengalami penurunan ekuitas dari Rp9,22 miliar pada 2019 menjadi Rp2,68 miliar pada 2024, dengan laba bersih hanya sebesar Rp14,38 juta pada 2024. Asetnya banyak dikuasai pihak ketiga.
Kondisi ini menunjukkan perlunya restrukturisasi dan revitalisasi bisnis agar dapat berkontribusi secara signifikan terhadap perekonomian daerah. Bahasa pasarnya, kalau tak bisa dibina, ya binasakan.
Hanya Bank Lampung yang lumayan. Bank Lampung mencatatkan laba bersih Rp103,15 miliar pada 2024, meskipun mengalami penurunan sebesar 40,15% dibandingkan tahun sebelumnya akibat lonjakan beban operasional. Total kredit yang disalurkan mencapai Rp7,21 triliun dengan rasio kredit bermasalah (NPL) gross sebesar 2,82%. Bank Lampung juga membagikan dividen sebesar Rp51,89 miliar kepada Pemprov Lampung pada 2924.
Maah ada satu BUMD yang memiliki peluang besar untuk maju dan berkembang yakni PT Trans Lampung Utama (TLU), anak perusahaan dari PT Lampung Jasa Utama (LJU) yang bergerak di sektor transportasi dan perhubungan. Didirikan pada 6 Maret 2017, TLU bertujuan membenahi infrastruktur moda transportasi di Provinsi Lampung, termasuk layanan bus Trans Lampung dan taksi ber-argo resmi. yang menjalin kemitraan dengan Bandara Raden Inten II untuk meningkatkan konektivitas transportasi di Lampung .
Salah satu proyek strategis yang sedang dikembangkan adalah investasi kapal roro untuk Dermaga Eksekutif Bakauheni-Merak, yang mencapai 90% pembangunan dan ditargetkan beroperasi pada 2025.BTLU juga merencanakan pengembangan Pelabuhan Sebalang sebagai pelabuhan alternatif. Kemudian pembangunan Zona E di Pelabuhan Bakauheni, serta terminal umrAh di Bandara Raden Inten II.
Kini ada lima BUMD milik Pemprov Lampung yang belum beroperasi yakni PT Bumi Agro Lampung Sejahtera, fokus pada sektor pertanian. BUMD ini memiliki peluang besar dalam mengembangkan agribisnis, mengingat Lampung merupakan salah satu lumbung pangan nasional.
PT Wisata Lampung Indah
Bergerak di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif. BUMD ini dapat memanfaatkan potensi wisata alam dan budaya Lampung untuk menarik wisatawan domestik dan mancanegara. PT Simpul Trans Lampung. Fokus pada sektor transportasi dan perhubungan, BUMD ini dapat meningkatkan konektivitas antarwilayah di Lampung, mendukung mobilitas masyarakat dan distribusi barang.
Kemudian, PT Lampung Sarana Karya. Bergerak di bidang infrastruktur, BUMD ini memiliki peran penting dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur dasar yang mendukung aktivitas ekonomi. PT Lampung Usaha Energi. Fokus pada sektor energi dan sumber daya mineral, BUMD ini dapat mengembangkan potensi energi terbarukan dan sumber daya alam lainnya di Lampung.
Kalau pertanyaannya sanggupkah APBD Lampung menyuntik dana untuk lima BUMD itu, jawabannya pasti penuh polemik dengan ujung jawaban: tak sanggup. Tapi kalau pertanyaannya diubah, apakah Danantara bisa dipinjam membiayai lima BUMD itu?
Jawabannya sederhana, cuma butuh orang-orang profesional, pekerja keras, mampu menciptakan peluang bisnis, dan membuat beuaty contest ke Danantara. Seharusnya, dengan kekayaan alam Lampung dan banyaknya SDM habat dan berintegritas jawabnya harusnya, bisa!
Danantara, yang diinisiasi pemerintah sebagai super holding BUMN, fokus pada proyek-proyek strategis nasional.Danantara dirancang untuk mendukung proyek-proyek yang memiliki dampak signifikan terhadap pembangunan nasional.
Ada tujuh tujuh skala prioritas pembiayaan Danantara yakni infrastruktur energi dan ketenagalistrikan. Transportasi dan logistik. Teknologi Informasi dan komunikasi.
Kemudian, pembangunan kawasan industri dan ekonomi khusus. Pembangunan perumahan dan permukiman. Pengembangan sumber daya alam berkelanjuta dan pendidikan serta kesehatan.
Nah, kelima BUMD milik Pemprov Lampung itu masuk skala prioritas pembiayaan Danantara. Artinya tak ada masalah soal dana.
So, mari jemput peluang itu. Siapkan SDM terbaik mengelola lima BUMN itu dan bersiaplah menyala kawan. (***)
Penulis: Amiruddin Sormin (Jurnalis tinggal di Bandar Lampung).
Berikan Komentar
Tantangannya ke depan adalah menjaga kedaulatan data. Kemudian memastikan...
1504
Bandar Lampung
5666
Lampung Selatan
5420
KOPI PAHIT
5380
218
02-Jun-2025
156
02-Jun-2025
532
01-Jun-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia