PRINGSEWU (Lampungpro.co): Jika menelusuri berbagai nama desa, pekon, dan kecamatan di Provinsi Lampung, kita akan menemukan banyak nama yang terdengar familiar—seolah berada di tanah Jawa atau bahkan Bali. Nama-nama seperti Yogyakarta, Pekalongan, Surabaya, Karanganyar, hingga Bali Agung ternyata bukan hanya milik daerah di Pulau Jawa dan Bali, tapi juga hadir sebagai bagian dari bentang wilayah Lampung.
Fenomena ini bukan kebetulan semata. Sejak tahun 1905-an hingga 1970-an, Lampung menjadi salah satu provinsi utama dalam program kolonisasi Hindia Belanda dan transmigrasi nasional.
Program ini memindahkan ribuan warga dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali ke Sumatera, terutama Lampung. Para transmigran itu membawa serta adat istiadat, kearifan lokal, hingga nama kampung halamannya ke tanah perantauan. Maka lahirlah nama-nama desa yang mencerminkan identitas asal mereka.
Pringsewu, 'Yogyakarta Kecil' di Lampung
Contoh paling mencolok adalah Pekon Yogyakarta di Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Pringsewu. Nama ini jelas terinspirasi dari ibu kota Daerah Istimewa Yogyakarta, sekaligus menandai asal para transmigran pertama yang menempati wilayah ini. Pringsewu sendiri memang dikenal sebagai salah satu kantong transmigrasi tertua di Lampung, bahkan disebut-sebut sebagai “Little Java”.
Nama Jawa dan Bali di Sai Bumi Ruwa Jurai
Tak hanya dari Jawa, pengaruh budaya Bali dan Sunda juga terasa. Di Lampung Selatan, terdapat desa bernama Bali Agung dan Banjar Bali, yang jelas terinspirasi dari nama-nama wilayah di Pulau Dewata.
Bahkan, nama Bandang yang muncul di Bandar Lampung diyakini merujuk ke Bandung, ibukota Jawa Barat. Pengaruh Bali ini sebagai dampak transmigrasi korban letusan Gunung Agung tahun 1950-an ke Lampung.
Umumnya desa-desa bernuansa Bali terdapat di wilayah transmigrasi seperti Lampung Tengah, Lampung Timur, Way Kanan, dan Tulang Bawang. Ciri khasnya adalah keberadaan pura Hindu, tarian Bali, dan tradisi adat Bali yang tetap lestari hingga kini.
Nama-nama desa ini juga mencerminkan asimilasi budaya antara Bali dan Lampung, seperti penggunaan kata "Rejo", "Sari", dan "Jaya" yang umum di dua wilayah.
Berikut adalah sebagian nama daerah di Lampung yang diambil langsung dari nama kota atau kabupaten di Jawa dan Bali berdasarkan nama daerah di Lampung , lokasi asal nama (Jawa/Bali).
1. Pekon Yogyakarta Gading Rejo, Pringsewu--Yogyakarta (DIY).
2. Pekalongan Way Sulan, Lampung Selatan--Pekalongan (Jateng)
3. Wonosobo Tanjung Sari, Lampung Selatan--Wonosobo (Jateng)
4. Semarang Panengahan, Kalianda-+Semarang (Jateng)
5. Surabaya Way Panji, Lampung Selatan-+Surabaya (Jatim)
6. Karanganyar Tanggamus, Lampung Selatan, dan Pesawaran--Karanganyar (Jateng)
6. Purwosari Natar, Lampung Selatan--Purworejo (Jateng)
7. Kedungrejo Tanjung Bintang, Lampung Selatan---Gresik (Jatim)
8. Sidorejo Pringsewu dan Lampung Timur--Salatiga (Jateng)
9. Wonokerto Tanjung Sari, Lampung Selatan--Pekalongan (Jateng)
10. Rejomulyo Metro Selatan --Magelang (Jateng)
11. Trimulyo Tegineneng, Pesawaran--Sleman (DIY)
12. Jatimulyo Jati Agung, Lampung Selatan-- Malang (Jatim)
13. Gading Rejo Pringsewu-- Pasuruan (Jatim)
14. Purwodadi Tanjung Sari dan Way Sulan--Grobogan (Jateng)
15. Malangsari Tanjung Sari, Lampung Selatan--Malang (Jatim)
Sedangkan nama desa dari Bali antara lain:
1. Bali Sadhar (I, II, III) Kabupaten Way Kanan "Bali Sadar" merujuk pada kesadaran akan identitas Bali, banyak warga keturunan Bali.
2. Bali Rejo Kabupaten Lampung Tengah "Rejo" berarti makmur; desa ini mayoritas warganya Bali transmigran.
3. Bali Agung Kabupaten Lampung Timur Nama ini berbau keagungan, adat Bali kuat di sini.
4 Bali Jaya Kabupaten Lampung Tengah Jaya = kemenangan; desa dengan komunitas Bali aktif.
5 . Bali Sari , Kabupaten Lampung Timur "Sari" = inti/keindahan; kental dengan adat dan pura Bali.
6. Bali Ratu Kabupaten Lampung Timur Nama mengandung makna "raja" atau kemuliaan.
7. Bali Nuraga Kabupaten Lampung Selatan, Desa adat Bali yang populer dengan Pura dan kesenian khas Bali.
8 . Tri Tunggal Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat Meskipun tidak secara langsung bernama "Bali", desa ini dihuni transmigran Bali.
9. Margo Mulyo Bali Kabupaten Tulang Bawang Gabungan kata Jawa dan Bali; komunitas transmigran.
10 Gedung Meneng Bali Kabupaten Tulang Bawang Variasi dari Gedung Meneng, dengan tambahan identitas Bali.
Warisan Transmigrasi: Identitas dan Harapan
Penamaan ini bukan sekadar simbol asal-usul, tapi juga menyimpan harapan dan semangat hidup baru. Kata-kata seperti "Rejo" (makmur), "Mulyo" (mulia), "Sari" (inti), dan "Wono" (hutan) yang jamak dijumpai di desa-desa Lampung berasal dari akar bahasa Jawa dan mengandung filosofi mendalam: menginginkan tempat tinggal yang sejahtera, aman, dan berkah.
Dalam konteks sejarah, keberadaan nama-nama ini menjadi jejak nyata dari proses kolonisasi dan transmigrasi terencana, yang menjadikan Lampung sebagai laboratorium sosial multietnis. Kini, meski generasi baru telah lahir dan tumbuh di Lampung, identitas leluhur dari Jawa dan Bali tetap hidup lewat nama-nama desa, kampung, dan pekon yang mereka warisi.
Nama-nama seperti Yogyakarta, Pekalongan, atau Surabaya di peta Lampung bukan hanya penanda geografis, tapi juga kisah panjang migrasi, perjuangan, dan pelestarian identitas budaya. Lampung bukan hanya pertemuan dua jurai, tapi juga pertemuan banyak jiwa dari Pulau Jawa dan Bali, yang bersama-sama membentuk harmoni dalam keberagaman. (***)
#Editor Amiruddin Sormin
Berikan Komentar
Ini adalah refleksi tajam terhadap etos kerja jurnalisme lapangan,...
3550
Mesuji
402
Olahraga
422
199
15-Jun-2025
240
15-Jun-2025
466
14-Jun-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia