Rumah Terduga Teroris di Sukabumi Bandar Lampung | Ist/Lampungpro.co

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri menggeledah rumah terduga teroris, yang ditangkap di Jalan Pulau Nias, Sukabumi, Bandar Lampung inisial Pur pada Senin (8/11/2021) malam. Dari informasi yang dihimpun, Densus 88 turut menyita sejumlah buku-buku jihad dan dokumen lainnya.

Ketua RT 10 Pulau Nias, Sukabumi, Bandar Lampung Dedi Saputra membenarkan adanya penangkapan terhadap warganya, yang terlibat anggota Jamaah Islamiyah (JI). Ia mengetahui warganya ditangkap Densus 88 dari Babinsa setempat.

"Atas informasi itu, saya kemudian mengecek ke bengkelnya, namun anak buahnya tidak mengetahuinya. Saya sempat kaget mendapati informasi Pur ini ditangkap Densus 88, sebab selama ini ia terkenal baik dan berbaur dengan masyarakat," kata Dedi Saputra dilansir dari Suara.com (jaringan Lampungpro.co), Selasa (9/11/2021).

SEBELUMNYA : Pengembangan Jaringan Teroris, Densus 88 Ciduk Montir Asal Sukabumi Bandar Lampung

Selain itu, Pur juga sering menjadi imam di musala, klau ada anak-anak PKL yang praktek di bengkelnya bahkan dibayar. Dedi menilai, selama ini tidak ada aktivitas mencurigakan dari Pur di kediamannya.

Sementara itu, salah satu karyawan bengkel di tempat Pur berkerja bernama Agil menyebutkan, rekannya ditangkap Densus 88 saat perbaiki mobil konsumen. Pur diamankan oleh sejumlah orang, berpakaian preman dan seragam seperti bank.

"Saat itu, datang rombongan menggunakan dua mobil dan unit sepeda motor. Awalnya kami tidak tahu, jika rombongan itu dari Densus 88, jadi sempat kaget dan tidak menyangka kalau rekannya bakal dijemput Densus," sebut Agil.

Sebelumnya pribadi Pur ini seperti orang biasa, kemudian dikenal orang yang baik terhadap karyawan maupun warga sekitar. Meski demikian, Agil mengaku tidak mengetahui rekannya dibawa kemana oleh Densus 88.

Sebelumnya Pur ini tercatat telah menjabat sebagai Ketua Umum Iqtisod Korwil Lampung. Selain itu, terduga teroris Pur ini juga penanggung jawab wilayah Pesawaran, Pringsewu, dan Bandar Lampung. (***)

Editor : Febri Arianto