Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Dibangun Era Pak Harto, Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila Tetap Rawat 999 Masjid
Lampungpro.co, 29-Nov-2019

Amiruddin Sormin 9900

Share

Mbak Tutut saat memberikan sambutan di Gedung Granadi, Jakarta, Kamis (28/11/2019). LAMPUNGPRO.CO

JAKARTA (Lampungpro.co): Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila (YAMP) hingga kini  tetap merawat 999 masjid di seluruh Tanah Air. Masjid ke-999 atau masjid terakhir yang dibangun YAMP di Bekasi, Jawa Barat, dan diresmikan pada 9 September 2009.

Menurut putri sulung Presiden RI Kedua Soeharto, Siti Haryanti Rukmana yang akrab dipanggil Mbak Tutut, dia bersama pengurus Yayasan dan para relawan terus memelihara dan menjaga 999 masjid yang dibangun YAMP. Ketika dipercaya menjadi Presiden RI di awal 1970-an, Pak Harto, sapaan Soeharto, sering melakukan perjalanan diam-diam alias blusukan. 

Dalam perjalanan yang hanya ditemani ajudan dan pengawal itu, Pak Harto sering mendapati rakyat meminta sumbangan di tepi jalan untuk membangun masjid. "Pak Harto mengaku merasa trenyuh, melihat rakyat terpaksa meminta sumbangan ke sana ke mari. Bahkan tak jarang menghadang di jalan, untuk membangun masjid karena cinta mereka kepada masjid, kata Tutut. 

Dibebani keprihatinan itu, Pak Harto sempat beberapa waktu merenung. Didapatlah solusi, sekaligus dengan melibatkan sepenuhnya partisipasi rakyat mencukupi keperluan mereka sendiri. Bapak menggerakkan rakyatnya yang Muslim bersedekah. Bapak pun meminta keikhlasan para pegawai negeri itu untuk dipotong gajinya. Sedikit setiap bulan. Ada yang dipotong Rp50, Rp100, Rp500 dari besaran gaji, kata Mbak Tutut pada acara Penghargaan Masjid Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila (YAMP) Terbaik 2019 atau 999 Fastabiqul Khairat,  di Gedung Granadi, Jakarta, Kamis (28/11/2019) siang. 

Di hadapan ratusan takmir masjid, wakil dari 999 mesjid yang dibangun YAMP, Tutut mengatakan, dia selalu teringat pesan Pak Harto untuk senantiasa merawat sebuah langgar (mushala) kecil di desa kelahiran ayahnya, Desa Kemusuk, Yogyakarta.  Masa kecil Pak Harto, kata Tutut, sangat terkait dengan langgar tempatnya belajar dan menemukan kedamaian dalam Islam. Itu yang membuat Almarhum berwasiat untuk senantiasa memelihara langgar penuh sejarah tersebut, kata Mbak Tutut.
 
Itu sebabnya, bila ada yang menuding Pak Harto korupsi dengan memotong gaji para pegawai negeri itu, kata Tutut tuduhan tersebut sama sekali tak benar. Almarhum hanya ingin mengajak seluruh umat Islam yang PNS dan anggota militer ikut beramal salih melalui Yayasan Amalbakti Muslim Pancasila, kata dia.
 
Dia sempat menyoroti bagaimana masjid saat ini tengah menjadi sorotan dan sangat menyayangkan tuduhan masjid menjadi tempat penyebaran radikalisme, terorisime, sikap anti-Pancasila dan anti-NKRI, hingga perlu diawasi negara. Ini sungguh merisaukan hati karena jelas tuduhan yang jauh panggang dari api, kata Tutut.
 
Menurut dia, untuk  masjid dalam naungan YAMP, tuduhan itu tak bisa dipercaya. Masjid YAMP yang bercirikan arsitektur Islam khas masa penyebaran dakwah para wali itu, ada garis perjuangan yang digariskan almarhum Pak Harto. Pak Harto menggariskan masjid itu untuk menjadi pusat peribadatan, sekaligus pusat peradaban umat di sekitarnya, kata Tutut. 

Oleh karena itu, Pak Harto meyakini bahwa masjid harus menjadi tempat paling nyaman dan aman bagi warga untuk menunaikan shalat dan berbagai ibadah lainnya. Selain itu, masjid pun harus memberi manfaat pendidikan, ekonomi, seni budaya, bahkan kesehatan bagi warga sekitar.

Pada kesempatan itu juga hadir Prof Dr Emil Salim, salah seorang menteri di zaman Pak Harto. Mbak Tutut juga menyerahkan berbagai hadiah kepada beberapa masjid di dalam naungan YAMP yang memenangkan perlombaan sebagai masjid terbaik 2019. (PRO1)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Lampung Dipimpin Mirza-Jihan: Selamat Bertugas, "Mulai dari...

Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...

23203


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved