Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Dibina Coca-Cola, Bank Sampah Ciptakan Sirkular Ekonomi Baru Bagi Warga Metro
Lampungpro.co, 15-Feb-2023

Amiruddin Sormin 6771

Share

Para siswa saat menimbang sampah untuk dibawa ke Bank Sampah di Metro. LAMPUNGPRO.CO/CCEP

Harapannya, program Pilot Project Community Development Bank Sampah ini dapat mengurangi sampah dari sumbernya yang terukur. Sesuai target pemerintah sebesar 30%. 

Pengurangan dilakukan mulai dari perumahan, sekolah, tempat usaha, perkantoran, area pelayanan publik, tempat wisata, pasar, dan berbagai sumber sampah lainnya. Dengan melihat peta sumber sampah, para inisiator ingin memberikan nilai tambah pada sampah sehingga dapat menjadi komoditas dan dapat menata sebuah ekosistem sirkular ekonomi melalui peran Bank Sampah. 

Dengan penerapan sistem ekonomis sirkular, sumber daya yang tersedia akan terus termanfaatkan melalui penggunaan material yang terus berputar dalam lingkaran ekonomi. Sehingga dapat digunakan terus-menerus. 

Salah satu wujud penerapan sistem ini terhadap pengolahan sampah adalah dalam bentuk bisnis daur ulang. Bahkan langkah lebih maju sebagai alternatif bagi industri pengguna kemasan disiapkan melalui konsep yang disebut Closed-loop system yang memastikan kemasan didaur ulang atau digunakan kembali sebagai kemasan. 

Semangat mewujudkan pengurangan sampah dari sumbernya memerlukan dukungan kebijakan pemerintah baik eksekutif maupun legislatif sebagai pemangku kepentingan di Metro. Berdasarkan hasil diskusi terbatas Pilot Project Community Development Bank Sampah yang berjalan sepanjang 2022,  dihadiri Dinas Lingkungan Hidup, Forum CSR Lampung, akademisi, Bank Sampah Sahabat  Gajah, dan Coca-Cola Europacific Partners Indonesia di Hotel Idea Metro, menghasilkan beberapa gagagasan akan pentingnya regulasi untuk percepatan yang mengatur tata kelola bank sampah sampai ke tingkat kelurahan.  

Perlunya penyusunan peta jalan pengelolaan bank sampah. Adanya komunikasi terarah juga perlu diterapkan dalam rangka mengubah prilaku kelola sampah dari sumbernya. Melalui pendekatan pilah sampah dari rumah dan timbang, menurut Mulyadi, sampah dikelola hingga mekanisme insentif dan disinsentif pemangku kepentingan. 

"Dengan demikian diharapkan, sampah akan selesai di tingkat kelurahan dan memiliki nilai ekonomi tersendiri. Sehingga, sampah tidak lagi dianggap sebagai beban biaya (cost center) melainkan sumber penghasilan (profit center) bagi setiap kelurahan," kata Mulyadi. 

1 2 3 4 5

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Pilgub Lampung, Peruntungan Arinal Djunaidi Berhenti di...

Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...

1296


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved