Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Diskriminasi Muslimah, Pelajar di India Harus Bertarung di Pengadilan
Lampungpro.co, 26-Mar-2018

Lukman Hakim 932

Share

#portalberitaasiangames #portalberitapendidikan #beritaolahragalampung #beritaolahraganasional #lampungproberitalampung #lampungprodotcom #beritapolitiklampung #webberitadaerah #webberitanasional #portalberitalampung #webberitalampung #portalberitanasional #beritalampungterkini #beritakulinerlampung #beritawisatalampung #portalberitawisata #portalberitawisatanasional

 

INDIA (Lampungpro.com): Diskriminasi terhadap Muslimah pengguna hijab masih dirasakan sebagian perempuan Islam di dunia. Termasuk di salah satu sekolah di India. Fakeha gadis berusia 19 tahun harus bertarung di pengadilan selama 16 bulan terakhir agar bisa kembali ke sekolahnya di Bhiwandi, Mumbai. Sekolah itu dikelola oleh Janseva Mandal Trust.

Fakeha sejak November 2016 tercatat sebagai mahasiwa kedokteran di Sai Homeopathic Medical College dan Nityanand Hospital - sebuah institusi swasta di Bhiwandi. Namun dia mulai dihambat untuk tak lagi masuk sekolah setelah mengenakan jilbab.

Dia sempat melawan kebijakan larangan jilbab ini. Meski mendapat dukungan dari pengadilan, hingga kini Fakeha belum mencapai kesepakatan tentang pakaian yang diizinkan dan bahkan dimusuhi manajemen sekolah. Manajemen perguruan tinggi telah menyebut "keseragaman dalam pakaian" sebagai alasan untuk melarang dia memasuki tempat perguruan tinggi dengan jilbab.

Fakeha merasa itu adalah Islamophobia yang mengakar kuat yang telah mencegah manajemen bertindak wajar. Pekan lalu, Fakeha akhirnya memenangkannya lebih dari satu tahun pertempuran hukum setelah pengadilan tinggi Bombay memutuskan mendukungnya dan mengarahkan perguruan tinggi untuk membiarkan dia menghadiri kuliah dengan jilbabnya.

Dalam petisi tertulisnya, Fakeha telah meminta pengadilan untuk mengizinkannya mempraktekkan keyakinan agamanya tanpa batasan apa pun. Pengadilan tinggi Bombay yang dipimpin Hakim R.M. Savant dan Sarang Kotwal juga mengarahkan perguruan tinggi untuk mengizinkan Fakeha menghadiri kelas-kelas susulan dan menyelesaikan pendidikannya.

Ketika Fakeha kembali ke kelasnya pada 19 Maret, dia mengenakan jilbabnya. Tak mudah bagi Fakeha untuk masuk ke sekolah tersebut karena jarak tempuh yang jauh dari tempat tinggalnya. Dia harus menghabiskan enam jam perjalanan tetapi tidak ada pilihan karena inilah perguruan tinggi yang menerimanya lewat jalur umum.

Pada hari pertama kuliah, dia mengenang, para wali memberi tahu dia bahwa dia harus berhenti mengenakan jilbab jika dia ingin belajar di sini. Fakeha mengatakan dia tercengang dengan respon kampus itu. Saya telah menjalani semua kehidupan saya di dunia liberal. Memakai jilbab tidak pernah menjadi bahan diskusi. Agama saya adalah urusan pribadi saya dan tidak ada yang pernah mengganggu saya sebelum ini, kata Fakeha kepada The Wire.

1 2 3

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Lampung Dipimpin Mirza-Jihan: Selamat Bertugas, "Mulai dari...

Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...

24926


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved