Tin dosen prodi Teknologi Produksi Ternak teliti ransum herbal andaliman untuk ayam petelur | LAMPUNGPRO.CO/Ist

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co) : Politeknik Negeri Lampung (Polinela) melalui Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Produksi Ternak tengah melakukan penelitian inovatif untuk meningkatkan kualitas pakan ayam petelur. Tim peneliti mencoba memanfaatkan tepung herbal andaliman (Zanthoxylum acanthopodium) sebagai bahan tambahan dalam ransum komersial.

Tujuannya bukan hanya menjaga produktivitas ayam petelur afkir pasca lost management, tetapi juga menekan kadar amonia di dalam kandang. Upaya ini diharapkan mampu memberi keuntungan ganda: menjaga keberlanjutan usaha peternak sekaligus mendukung program green economy di sektor perunggasan.

Penelitian ini dipimpin oleh Ir. Rikardo Silaban, S.Pt., M.Si., IPM., bersama tim yang terdiri dari Agung Adi Candra, S.Kh., M.Si., Riko Noviadi, S.Pt., M.P., dan Dr. Dina Tri Marya, S.Pt., M.Si. Penelitian berjalan melalui pendanaan DIPA Polinela tahun 2025.

“Dalam uji coba, pakan dengan tambahan andaliman terbukti memperbaiki performa ayam petelur afkir pasca lost management,” ujar Rikardo, Minggu (14/9/2024).

Uji coba dilakukan di Teaching Factory (Tefa) Layer Hens Polinela dengan ayam petelur strain ISA Brown berusia 92–95 minggu. Sebelum penelitian, ayam mengalami fase molting dan lost management sehingga produksi telur harian (hen day production) hanya berada di angka 6,43 persen.

Namun setelah diberi perlakuan dengan pakan rekayasa berbasis andaliman, hasilnya cukup signifikan. Produksi telur naik menjadi 19,24 hingga 22,86 persen per minggu, dengan rata-rata berat telur mencapai 71,12 gram.

Selain kuantitas, kualitas telur juga mengalami peningkatan. Hasil uji laboratorium tahap awal menunjukkan, kualitas eksterior maupun interior telur yang diberi perlakuan lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak mendapat perlakuan.

“Oleh karena itu, kami akan melakukan analisis lebih lanjut terkait profil mineral dan senyawa aktif dalam tepung andaliman. Diduga, komponen tersebut mampu mengaktifkan bioproses di tubuh ayam yang berpengaruh pada pembentukan telur,” jelas Riko Noviadi, anggota tim peneliti.

Andaliman, yang dikenal luas sebagai “merica batak” dan banyak tumbuh di Sumatera Utara, ternyata memiliki potensi besar dalam dunia peternakan. Selain sebagai bumbu dapur khas, buah ini mengandung senyawa fenolik yang berfungsi sebagai antimikroba.

Dalam penelitian sebelumnya, suplementasi andaliman pada pakan kambing bahkan mampu menurunkan emisi gas metana hingga 26,64 persen (Harahap dan Silaban, 2022).

Menurut Rikardo, mekanismenya cukup menarik. Senyawa antimikroba dalam andaliman menekan jumlah bakteri patogen pengurai asam urat pada ayam. Dengan begitu, jalur perombakan senyawa metabolik menjadi lebih singkat, sehingga konsentrasi gas amonia (NH3) yang dihasilkan pun jauh lebih rendah.

“Penurunan kadar amonia penting untuk kesehatan ayam dan peternak. Gas ini bisa menyebabkan stres pada unggas, menurunkan produktivitas, bahkan meningkatkan risiko kematian,” ujar Rikardo.

Tim peneliti menekankan bahwa riset ini tidak hanya bermanfaat bagi peternak dari sisi produktivitas dan keuntungan, tetapi juga selaras dengan agenda nasional seperti program makanan bergizi gratis (MBG). Dengan kualitas telur yang lebih baik, diharapkan dapat mendukung kebutuhan gizi masyarakat.

Selain itu, strategi ini juga membantu menekan biaya produksi. “Diperlukan upstream and downstream strategy agar pakan lebih efisien, murah, dan aplikatif bagi peternak,” tambah Rikardo.

Program penelitian ini masuk dalam skema Penelitian Terapan dengan Nomor Kontrak: 180.2.49/PL15/PP/2025. Tim peneliti menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui hibah DIPA Polinela 2025 serta dukungan dari Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PPPM) Polinela. (***)

Editor : Sandy,