BANDUNG (Lampungpro.com): Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meminta masyarakat Lampung dan Banten tenang dan jangan mempercayai isu-isu tentang erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) yang menyebabkan tsunami. Masyarakat juga diminta beraktifitas biasa dengan senantiasa mengikuti arahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Hal itu disampaikan Kepala PVMBG, Kasbani, pada konferensi pers di PVMBG Jalan Diponegoro No. 57 Bandung, Jawa Barat, Rabu (3/10/2018). Kasbani mengatakan berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data visual serta instrumental hingga Rabu (3/10/2018), tingkat aktivitas GAK masih tetap Level II (Waspada).
"Sehubungan dengan status Level II Waspada tersebut, direkomendasikan kepada masyarakat tidak diperbolehkan mendekati Gunung Krakatau dalam radius 2 km dari kawah," kata Kasbani.
Potensi bencana erupsi GAK pada peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) menunjukkan hampir seluruh tubuh GAK yang berdiameter ± 2 Km merupakan kawasan rawan bencana. Berdasarkan data-data visual dan instrumental potensi bahaya dari aktifitas GAK saat ini adalah lontaran material pijar dalam radius 2 km dari pusat erupsi. Sedangkan sebaran abu vulkanik tergantung dari arah dan kecepatan angin.
"Hasil pengamatan langsung dari Pulau Rakata pada 22 September 2018, tampak bahwa lontaran material pijar sebagian besar jatuh di sekitar tubuh Gunung Krakatau dan sebagian kecil jatuh sampai ke laut. Leleran lava mengalir ke arah selatan hingga tenggara dan sudah mencapai laut. Kegempaan didominasi jenis gempa letusan rata-rata 400 kejadian per hari dan gempa tremor menerus dengan amplitudo maksimum 50 mm overscale," kata Kasbani.
BACA JUGA: Jika Gempa dan Tsunami, Lampung Lebih Dahsyat dari Palu dan Donggala
Pada kesempatan itu, Kasbani mengatakan letusan precursor letusan 2018 diawali dengan munculnya gempa tremor dan penigkatan jumlah gempa hembusan dan low frekuensi pada 18-19 Juni 2018. Jumlah gempa hembusan terus meningkat dan akhirnya pada 29 Juni 2018 GAK meletus.
GAK terletak di Selat Sunda adalah gunung api strato tipe A dan merupakan gunung api muda yang muncul dalam kaldera. Pasca erupsi paroksimal tahun 1883 dari kompleks vulkanik Krakatau. Aktivitas erupsi pasca pembentukan dimulai sejak tahun 1927, pada saat tubuh gunungapi masih di bawah permukaan laut. Tubuh anak krakatau muncul ke permukaan laut sejak tahun 2013.
Sejak saat itu dan hingga kini GAK berada dalam fasa konstruksi atau membangun tubuhnya hingga besar. Saat ini GAK mempunyai elevasi tertinggi 338 meter dari muka laut (pengukuran September 2018).
Karakter letusannya adalah erupsi magmatik berupa erupsi ekplosif lemah (strombolian) dan erupsi epusif berupa aliran lava. Pada 2016 letusan terjadi pada 20 Juni 2016, sedangkan pada 2017 letusan terjadi pada tanggal 19 Februari 2017 berupa letusan strombolian. Tahun 2018, kembali meletus sejak 29 Juni 2018 sampai saat ini berupa letusan strombolian. (PRO1)
Berikan Komentar
Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...
23048
516
18-Apr-2025
205
18-Apr-2025
208
18-Apr-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia