JAKARTA (Lampungpro.com): Imbauan Menteri Pariwisata Arief Yahya untuk menerapkan pola digital di pariwisata Indonesia mendapat respons luar biasa. Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) merupakan salah satu pihak yang mendukung pola digital Kemenpar.
FSKN siap menerapkan konsep go digital bagi pariwisata Indonesia. Salah satunya melalui peluncuran aplikasi My Keraton. Aplikasi berbasis Android itu cukup ringan, hanya 54 MB. Fungsinya untuk mempermudah akses informasi seputar Keraton yang ada di Indonesia. Mulai dari sejarah hingga pakaian khas suatu keraton. Aplikasi itu bisa diunduh di Playstore atau di www.mykeraton.com.
"Kini wisatawan tidak perlu bingung. Mereka bisa menggali lebih banyak informasi mengenai sejarah dan kebudayaan dari keraton atau kerajaan nusantara," kata Ketua Umum FSKN PRA Arief Natanidingrat, saat peluncuran Aplikasi My Keraton di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Selasa (20/2/2018).
Aplikasi My Keraton menyuguhkan sembilan menu utama. Yaitu Event Keraton, Berita Keraton, Pusaka Keraton, Busana Keraton, Kuliner Keraton, Sahabat Keraton, Nusantara Keraton Adventures dan Augmented Reality. Di menu yang terakhir, para pengguna aplikasi bisa mendeteksi langsung benda-benda pusaka. Nanti akan muncul data dan informasi asal muasal benda pusaka tersebut dan sejarahnya. Layaknya melakukan Scan Barcode.
"Aplikasi itu juga diharapkan dapat menjadi bagian penting dalam kemajuan negeri lewat industri pariwisata. Keraton merupakan peninggalan jaman old," kata Arief menambahkan.
FSKN ingin memajukan pariwisata berbasis Keraton. Faktanya, hampir 60 wisatawan mancanegara datang ke Indonesia karena tertarik dengan budaya Indonesia. Negara-negara kaya seperti Thailand menjual keraton. "Di Eropa, Inggris dan Belanda keratonnya juga dijual. Bahkan Korea yang sudah punah Keratonnya dibangun kembali untuk dijadikan destinasi pariwisata," kata Arief melanjutkan.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengucapkan selamat atas diluncurkannya aplikasi My Keraton. Menteri semakin yakin transformasi digital akan membantu Kemenpar menjaring 20 juta wisatawan di 2019. Jika tidak ikut go digital, saya jamin destinasi wisata yang dimiliki daerah itu tidak akan maju.
"Pariwisata harus familiar dengan digital. Kalau tak segera mengubah pola pikir ke digital, pasti ketinggalan. Sulit mengejar rival-rival utama," kata Arief.
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4118
Lampung Selatan
1259
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia