Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Krakatau Masih Erupsi, BMKG Imbau Warga tak Resah dan Tetap Waspada
Lampungpro.co, 05-Jan-2019

Heflan Rekanza 618

Share

LAMPUNG SELATAN (Lampungpro.com) : Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, terpantau masih terus aktif meletus (erupsi). Frekuensinya namun mulai menurun. Warga namun tetap diminta menjauh pada radius sekitar 5 km dari kawahnya.

Menurut Kepala Pos Pemantauan Gunung Anak Krakatau (GAK) di Desa Hargo Pancuran, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Andi Suardi, masyarakat tak perlu resah namun tetap waspada. Kendati masih terus aktif mengeluarkan letusan beserta material di dalamnya, dalam beberapa waktu terakhir hingga Jumat (4/1/2019) sore tidak terdengar lagi suara dentuman atau gemuruh dari GAK, seperti terjadi sebelumnya.

Karena itu, dia mengimbau masyarakat tak perlu resah dan tidak terpancing informasi yang tidak jelas. Termasuk melalui media sosial. Dia menyarankan, bila memerlukan informasi terkait GAK itu, dia mempersilakan untuk menghubungi pihaknya atau bisa menanyakannya ke Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). "Sampai Jumat sore aktivitas Gunung Anak Krakatau masih tetap aktif, namun tidak terdengar lagi suara dentuman keras," kata dia

Dia membenarkan peralatan pantau aktivitas GAK itu yang berada di gunung api di dalam laut ini masih mengalami kerusakan dan menunggu perbaikan, sembari memastikan petugas dapat mendarat di lokasi gunung ini. "Bagaimana kami ke sana, sementara kami mengimbau masyarakat menjauhi pada radius 5 km dari kawahnya," terangnya.

Diharapkan kerusakan peralatan itu segera diperbaiki sambil menunggu petugas bisa mendarat di lokasi gunung itu. Pengamatan aktivitasnya masih dapat dilakukan dari pos pantau Gunung Anak Krakatau di Pasauran, Carita (Banten). Aktivitas Gunung Anak Krakatau yang dilaporkan berupa prakiraan ketinggian asap akibat erupsi, tanda-tanda fisik ketika awan panas meluncur ke lautan, arah angin yang mempengaruhi arah abu vulkanik, kepekatan asap karena erupsi, dan kondisi cuaca saat pengamatan berlangsung.

Catatan itu kemudian dikirimkan ke Pos Pengamatan di Pasauran, Carita (Banten) setiap enam jam dalam satu hari. Catatan yang dikirim dari pos pengamatan di Lampung merupakan data pelengkap dari data yang direkam di Pos Carita. Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan BMKG terkait informasi adanya retakan di lereng GAK itu.(**/PRO4)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Langka dan Mahal, Distribusi Ngawur Ala Elpiji...

Kalau pupuk dan BBM distribusinya bisa tertutup, harusnya Elpiji...

268


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved