Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Gubernur Mirza Dukung Program TNI AL Swasembada Jadikan Lampung Sebagai Lumbung Tanaman Kedelai
Lampungpro.co, 07-Sep-2025

Febri 303

Share

Gubernur Lampung saat menerima Kasatkoord Kolonel Laut (P) Edi Eka beserta jajaran | Lampungpro.co/Dok Kominfo

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, mendukung penuh program strategis swasembada pangan, energi, air, serta penguatan ekonomi kreatif, hijau, dan biru, yang digagas Asosiasi Perahu Layar Indonesia (APLI) dan Asosiasi Petani Pangan Indonesia (APPI) TNI Angkatan Laut.

Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mendukung atas inisiatif TNI AL, yang merupakan langkah penting dalam mempercepat program swasembada pangan dan mengurangi ketergantungan terhadap impor.

"Pemprov Lampung siap berkolaborasi, karena upaya ini tidak hanya menyangkut ketahanan pangan, tetapi juga menyangkut kemandirian bangsa. Lampung memiliki lahan, pengalaman, serta semangat masyarakat yang kuat untuk mendukung agenda strategis ini," kata Rahmat Mirzani Djausal saat menerima Kasatkoord Kolonel Laut (P) Edi Eka beserta jajaran, di Ruang Kerja Gubernur Lampung, Kamis (4/9/2025).

Terkait pupuk cair, menurut Mirza, Lampung telah terdapat pupuk cair yang telah dikembangkan oleh poktan yang ada di Lampung, salah satunya di Lampung Timur tepatnya di Desa Taman Asri yang telah berhasil memproduksi 620 Liter pupuk organik cair (POC)

Gubernur Mirza menyimak pemaparan yang disampaikan Kolonel Laut (P) Edi Eka. Selain tentang program strategis swasembada pangan, energi, air, serta penguatan ekonomi kreatif, hijau, dan biru, juga menjadikan Lampung sebagai lumbung tanaman kedelai.

Dalam paparannya, Kasatkoord Kolonel Laut (P) Edi Eka menjelaskan, alasan Lampung dipilih sebagai pusat pengembangan kedelai nasional.

Menurutnya, sejak tahun 1990, Indonesia bergantung hingga 90 persen pada impor kedelai dari Amerika Serikat, Argentina, dan Brasil. Sebagian besar kedelai impor tersebut merupakan produk rekayasa genetik (GMO) yang berisiko bagi kesehatan generasi mendatang. 

Oleh karena itu, diperlukan langkah strategis untuk mengembalikan kejayaan kedelai lokal, dan Lampung dinilai memiliki potensi besar untuk mewujudkannya. Kasatkoord Edi Eka mengingatkan, pada dekade 1980 Lampung pernah dikenal sebagai salah satu lumbung kedelai nasional.

Momentum panen perdana kedelai di Prokimal Lampung pada 18 Agustus 2025, menjadi bukti daerah ini masih sangat potensial untuk dikembangkan sebagai sentra produksi kedelai nasional.

TNI AL bekerja sama dengan pakar pertanian Prof. Dr. Ali Zum Mashar dalam pengembangan pupuk cair fermentasi bernama MIGO, yang terbukti mampu meningkatkan produktivitas pertanian, bahkan pada lahan dengan kualitas rendah.

Teknologi tersebut, diyakini dapat mendukung keberhasilan program swasembada pangan, apabila dapat diproduksi dan dikembangkan di Lampung.

"Apabila pupuk cair MIGO ini dipusatkan di Lampung, maka berbagai sektor pertanian akan lebih subur dan produktif. Dengan demikian, Lampung dapat berperan sebagai pusat pertanian sekaligus menjadi salah satu pilar utama swasembada pangan nasional," jelas Kasatkoord.

Ada pun proyek percontohan kedelai telah dilakukan disejumlah daerah, termasuk Jakarta, Makassar, dan Sulawesi, dengan hasil yang baik. Oleh karenanya, ke depan Lampung diharapkan dapat menjadi pusat pengembangan kedelai nasional melalui sinergi erat antara TNI AL, pemerintah daerah, dan para pemangku kepentingan lainnya. (***)

Editor : Febri Arianto

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya

Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved