Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Pemprov Lampung Tegaskan Komitmen Kurangi Sampah Plastik
Lampungpro.co, 05-Jun-2025

Febri 1238

Share

Wakil Gubernur Lampung Jihan Saat Membersihkan Sampah Plastik di PKOR Way Halim | Lampungpro.co/Dok Kominfo

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela, turut berpartisipasi dalam peringatan hari lingkungan hidup sedunia atau World Environment Day 2025, di PKOR, Way Halim, Bandar Lampung, Kamis (5/6/2025).

Tema hari lingkungan hidup sedunia tahun 2025 adalah Ending Plastic Pollution, yang merupakan seruan global untuk menghentikan polusi plastik, yang telah menjadi ancaman serius bagi bumi dan kehidupan, sekaligus momen penting untuk merefleksikan kembali hubungan manusia dengan alam, serta langkah-langkah nyata yang telah dan harus diambil untuk menjaga kelestariannya kedepan.

Saat ini, bumi sedang mengalami tiga krisis global atau triple planetary crisis, yaitu climate change atau perubahan iklim, biodiversity loss atau kehilangan keanekaragaman hayati dan penipisan sumber daya alam, serta polusi.

Hal tersebut, tentunya berdampak negatif pada berbagai aspek kehidupan seperti lingkungan, kesehatan, kehidupan masyarakat, dan laju pembangunan secara keseluruhan.

Berdasarkan Laporan UNEP atau Drawning in Plastics pada tahun 2021, produksi plastik global tumbuh eksponensial dalam 10 tahun terakhir, hingga lebih dari 400 juta ton pada tahun 2023.

Selama kurun waktu 1954 - 2017 ada 9,8 miliar ton plastik yang sudah diproduksi, dan dari jumlah tersebut, ada 14 persen dibakar di fasilitas waste to energi, kurang dari 10 persen didaur ulang, dan sisanya 86 persen ditimbun di landfill dan bocor ke lingkungan sebagai polutan yang mencemari ekosistem, baik ekosistem daratan maupun perairan.

Laporan tersebut, juga menyatakan terdapat 9-14 juta ton plastik berakhir di lautan pada 2020 dan jika tidak upaya sungguh-sungguh, maka diperkirakan akan ada 23-37 juta ton plastik yang bocor ke lautan pada tahun 2040, bahkan akan ada 155 - 265 juta ton plastik yang bocor ke laut pada tahun 2060.

Laporan Ellen MacArthur Foundation pada saat World Economic Forum 2016 menyatakan, ada 8 juta ton plastik yang bocor ke samudera setara dengan membuang muatan satu truk sampah setiap menit.

Jika tidak ada aksi yang dilakukan, maka diperkirakan akan meningkat menjadi dua muatan truk sampah setiap menit pada tahun 2030 dan empat muatan truk sampah setiap menit pada tahun 2050.

Dalam skenario business as usual (BAU), lautan akan berisi 1 ton plastik untuk setiap 3 ton ikan pada tahun 2025, dan pada tahun 2050 akan lebih banyak plastik di lautan dibanding ikan.

Indonesia saat ini telah memasuki fase darurat sampah, dimana berdasarkan data SIPSN tahun 2024, masih terdapat 22,17 juta ton sampah yang masih terbuang ke lingkungan dan 54,44 persen sampah berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) yang masih berstatus open dumping.

Tahun 2028 nanti, diperkirakan seluruh TPA di Indonesia tidak akan mampu lagi menampung sampahnya jika pengelolaanya masih bersifat BAU.
Berdasarkan Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), pada 2023 jumlah timbulan sampah di Indonesia sebesar 56,63 juta ton dengan jumlah timbulan sampah plastik sebesar 10,8 juta ton.

Dengan tingkat pengelolaan sampah sebesar 39 persen, maka terdapat 6,6 juta ton sampah plastik yang tidak terkelola, yaitu yang ditimbun di TPA open dumping, dibakar secara terbuka, dan dibuang ke lingkungan, baik ekosistem daratan maupun ekosistem perairan.

Jumlah timbunan sampah plastik meningkat signifikan dari 11 persen pada 2010 menjadi 19,23 persen pada 2023, jika tidak ada upaya luar biasa untuk membatasinya, maka diperkirakan pada 2050 jumlah sampah plastik akan mencapai 50 persen dari seluruh jenis sampah di Indonesia.

Dari sudut pandang pengelolaan sampah yang berkelanjutan, maka solusi jitu dan komprehensif mengatasi persoalan sampah plastik adalah dengan mengombinasikan pendekatan di hulu (upstream approaches) dengan pendekatan di hilir (downstream approaches).

Dengan menggabungkan pendekatan hulu dan hilir, maka pemerintah Indonesia memiliki posisi yang jelas dan tegas dalam upaya menghentikan polusi plastik di dalam negeri dengan tetap mempertimbangkan national capabilities and circumstances.

Posisi tersebut, dapat menjadi modal yang penting dalam perundingan international legally binding instrument (ILBI) on plastic pollution yang harapannya akan disepakati dan disetujui pada putaran terakhir (INC-5.2) yang akan dilaksanakan di Jenewa, Swiss pada 5-14 Agustus 2025 mendatang.

Kegiatan berupa aksi pemilahan sampah dan aksi bersih sampah plastik di PKOR, Way Halim, dan sekitarnya yang dipimpin langsung Wakil Gubernur Lampung didampingi Kepala Dinas lingkungan Hidup Lampung Emilia Kusumawati bersama jajaran pejabat pimpinan tinggi pratama Lampung dan para aktivis lingkungan hidup.

Dalam kegiatan tersebut, terkumpul sampah 362 Kg yang terdiri dari sampah organik sebanyak 36,2 Kg, sampah kertas 72,4 Kg, dan yang terbanyak sampah plastik 253,5 Kg.

Berdasarkan PLASTIK BRAND AUDIT FORM dari Tim Audit Gabungan Bank Sampah yang dipimpin Wawai Waste Foundation (WW-F) perolehan terbanyak berupa Plastik Tidak Bermerek (Kemasan, Cup, sedotan, sendok, kresek dan lain lain) sebanyak 2253 Pcs.

Melalui kegiatan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung melalui Dinas Lingkungan Hidup Lampung, berkomitmen untuk mendukung program pemerintah pusat dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan mewujudkan pembangunan yang selaras dengan kelestarian lingkungan hidup. (***)

Editor : Febri Arianto

#

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya

Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved