4. Jumat pukul 13.00 kami sudah menunggu pak Nadlah di airport Denpasar Bali.
Kami dibawa ke hotel Aston. Makan dan istirahat.
5. Jumat pukul 16:00, Saya dibangunkan. Saya curiga akan disidang. Saya minta tim beli tiket. "Kita pulang, karena ini di luar kesepakatan, Kelihatannya kita dijebak". Saya dibawa ke salah satu ruang di Hotel Aston. Di sana sudah menunggu sekitar 10-15 orang. Mereka meminta saya berikrar.
Saya klarifikasi bahwa semua yg dituduhkan ke diri saya adalah fitnah. Karena saya menolak berikrar mereka melontarkan kata-kata tidak layak. "Ngeles!", "Seperti PKI", "Panitia mendatangkan ustad otak SD", "Pulangkan saja!", dll. Saya memilih pulang. Saya kembali ke kamar hotel untuk siap-siap pulang ke airport.
6. Sekitar pukul 17:00
Ketua PW NU Bali yg dari awal mendampingi menangis memikirkan apa yg akan terjadi kalau saya pulang. Dari pihak Aston menyampaikan bahwa situasi tidak terkendali, hotel tidak bertanggung jawab jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Seorang Bapak polisi masuk menyampaikan ada jalan belakang hotel menuju mobil jika ingin meninggalkan hotel krn pintu depan tidak terkendali.
Kapolres dan Dandim masuk. Meminta agar mempertimbangkan, selamatkan umat. Di masjid An-Nur ada 5000-an jamaah yang siap datang ke Aston. Di Aston memanas. Suasana mencekam.
7. Sekitar puku 18:00
Berikan Komentar
Pemkot Bandar Lampung tak perlu cari TPA baru sebagai...
256
Lampung Selatan
22729
Humaniora
3068
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia