BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Seorang wanita di Tanggamus bernama Maratun (45), ditangkap jajaran Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditres Krimum) Polda Lampung, atas kasus penipuan dan penggelapan bermodus menjanjikan kelulusan sebagai Bintara Polri.
Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Umi Fadillah Astutik mengatakan, pelaku diduga meminta uang hingga Rp1,037 miliar dari korban bernama Rika Setiyawati (42), dengan iming-iming bisa meloloskan anaknya dalam seleksi Bintara Polri tahun 2024.
"Ironisnya, anak korban tak lolos, dan uang yang diserahkan tak kunjung dikembalikan. Kasus ini bermula pada Maret 2024, ketika pelaku bertemu korban di rumah makan milik korban di daerah Tanggamus," kata Kombes Umi Fadillah Astutik dalam keterangannya, Minggu (27/10/2024).
Saat itu, korban menceritakan anaknya nernama Muhammad Arbi Irkayassa, sedang mengikuti seleksi Bintara Polri 2024.
Mendengar hal ini, pelaku, yang mengaku sebagai Direktur proyek PLTU Way Panas Tanggamus ini, kemudian menawarkan bantuan kepada korban dengan dalih memiliki koneksi langsung ke Kapolri dan pejabat SDM Polri.
"Pelaku meyakinkan korban, bahwa dirinya dapat meloloskan anak korban menjadi anggota Bintara Polri, dengan syarat menyerahkan sejumlah uang. Korban yang sangat berharap, akhirnya mempercayai janji tersebut," ujar Kombes Umi Fadillah Astutik.
Demi memperkuat keyakinan korban, pelaku bahkan menyebutkan kedekatannya dengan pimpinan Polri.
Berdasarkan bujukan tersebut, korban menyerahkan total uang sebesar Rp1,037 miliar kepada pelaku secara bertahap.
Namun setelah uang diserahkan, anak korban tetap tidak diterima sebagai anggota Bintara Polri, dan pelaku pun sulit dihubungi.
"Korban akhirnya menyadari bahwa dirinya telah tertipu. Seluruh uang yang diserahkan pun tak kunjung dikembalikan oleh pelaku," lanjut Kabid Humas Polda Lampung.
Korban akhirnya melaporkan kejadian tersebut, ke Polda Lampung pada Agustus 2024 melalui Laporan Polisi Nomor LP/B/336/VIII/2024.
Dari penyelidikan, polisi menemukan beberapa barang bukti antara lain bukti percakapan WhatsApp antara korban dan pelaku, serta beberapa rekening koran yang menunjukkan transfer sejumlah besar uang.
"Kasus ini menjadi peringatan bagi masyarakat agar berhati-hati terhadap tawaran janji instan, terutama dalam rekrutmen anggota Polri atau institusi lainnya," ungkap Kombes Umi.
Saat ini, penyidik Ditres Krimum Polda Lampung terus mengusut tuntas kasus ini untuk memberikan keadilan bagi korban.
Dengan demikian, pelaku bisa segera bertanggung jawab atas perbuatannya dan masyarakat mendapatkan perlindungan dari tindakan serupa.
Polda Lampung menghimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya pada tawaran yang menjanjikan kelulusan instan, terutama dalam seleksi resmi seperti Bintara Polri.
Sebab saat ini, proses rekrutmen Polri telah diatur secara ketat dan tidak melibatkan biaya tambahan apapun kepada para peserta. (***)
Editor : Febri Arianto
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
3922
Lampung Selatan
2079
Lampung Tengah
1895
Bandar Lampung
1634
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia