SAMARINDA (Lampungpro.com)-Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus mengoptimalkan elemen-elemen pariwisata untuk memacu roda perekonomian daerah. Salah satu kerja nyatanya, dengan melakukan seminar Sosialisasi Branding Pesona Indonesia yang berbarengan dengan kegiatan Dekonsentrasi Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) di Hotel Harris, Samarinda, pada 22- 24 Maret 2017.
Deputi Bidang Pengembangan Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti mengatakan, ada empat poin pokok yang dibahas dalam acara sosialisasi tersebut yakni strategi analisis situasi, strategi formulasi, implementasi strategi dan brand and branding.
Dalam acara yang didukung oleh Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar itu dihadiri oleh 10 dinas pariwisata dari kabupaten dan kota di Kaltim, Mitra Dispar Kaltim, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dan beberapa komunitas di dunia pariwisata.
"Poin paparannya adalah kami tetap berpatokan pada amanah pembangunan nasional bidang pariwisata yakni meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan kontribusinya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya di daerah tujuan wisata, maka dari itu kami terus konsisten menggelar sosialisasi branding ini, kata Esthy.
Plt Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, Hariyanto mengatakan point pokok implementasi di acara sosialisasi branding tersebut ada 10 program prioritas Kemenpar, di mana tiga poin menjadi pokok utama yakni digital tourism (E-tourism), homestay (rumah wisata), airlines/airport.
Sedangkan program yang lainnya adalah branding atau PR-ing, top-10 Originasi, top-3 destinasi utama (15 destination branding), sertifikasi kompetensi SDM dan gerakan sadar wisata, peningkatan investasi pariwisata, pengelolaan crisis center dan pengembangan 10 destinasi pariwisata prioritas.
Mengenai Brand and Branding, imbuh Hariyanto, keberhasilan menarik minat mereka sangat dipengaruhi oleh persepsi dan nilai-nilai merek yang secara terus menerus disampaikan. Untuk dapat memenangkan hati konsumen agar lebih mengutamakan berwisata di dalam negeri, dibutuhkan pengelolaan merek yang terintegrasi dan selaras antara pusat dan daerah.
Kegiatan branding memiliki pengaruh yang cukup signifikan dalam menarik minat wisatawan. Branding untuk pariwisata Indonesia adalah "Wonderful Indonesia" dan "Pesona Indonesia". Semua daerah harus paham dan harus satu tujuan terkait branding ini, ujar Hariyanto.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi kalimantan Timur, Syafrudin Permata mengatakan, branding yang terus dikedepankan oleh pihaknya di Kaltim adalah kekayaan sungai.
Sungai itu kata dia, tentu banyak terdapat di berbagai belahan dunia. Namun, tak banyak sungai yang memiliki keunikan, seperti menjadi habitat hewan langka.
Sungai Mahakam di Pulau Kalimantan menjadi salah satu dari sedikit sungai yang unik itu. Sungai dengan panjang lebih dari 900 kilometer ini menjadi tempat hunian pesut. Pesut atau lumba-lumba air tawar adalah spesies mamalia air yang menghuni wilayah perairan tawar di India, Indocina, Filipina dan Kalimantan.
Pada 2005, populasi Pesut Mahakam diperkirakan antara 67 hingga 70 ekor (2005). Kehadiran Pesut ini membuat Sungai Mahakam menjadi tempat wisata yang eksotis.
Untuk itulah Kapal Wisata Pesut Kita hadir untuk melayani para wisatawan yang ingin menjelajahi keunikan Sungai Mahakam. Terimakasih kepada Kemenpar untuk sosialisasi branding ini, membuat kami tambah paham dan bersemangat, ujar Syafrudin.
Selain Pesut, banyak pesona lain yang muncul dari Sungai Mahakam yang bisa dijelajahi menggunakan Kapal Pesut Kita. Masjid Shiratal Mustaqiem di Kampung Tenun serta tiga buah jembatan yang membentang di alur sungai Mahakam yang menghubungkan Samarinda kota dan Samarinda Seberang adalah beberapa contoh keunikan wisata yang bisa ditemui di sisi Sungai Mahakam.
Masjid Shiratal Mustaqiem sendiri merupakan masjid tertua di Kota Samarinda. Masjid yang dibangun tahun 1881 ini pernah menjadi pemenang ke-2 dalam Festival masjid-masjid bersejarah di Indonesia pada tahun 2003. Masjid ini dibangun oleh Said Abdurachman bin Assegaf yang bergelar Pangeran Bendahara, seorang pedagang muslim dari Pontianak.
Sedangkan Kampung Tenun yang terletak di Samarinda Seberang merupakan tempat tinggal para wanita yang penghasilannya bergantung pada kerajinan tenun sarung yang mereka produksi.
Kerajinan ini diperkenalkan oleh suku Bugis yang datang ke kawasan Samarinda pada tahun 1668 silam. Sarung tenun Samarinda diproduksi secara tradisional dengan menggunakan alat tenun sederhana disebut dengan gedokan.
Pesona di tepian Sungai Mahakam lainnya adalah Pelabuhan Samarinda dan Kawasan Pasar Pagi. Kedua tempat ini memegang peranan penting bagi perekonomian Samarinda di masa lalu maupun sekarang. Pasar Pagi terletak di bibir sungai Mahakam dan berdekatan dengan Masjid Raya Darussalam.
Masjid Raya Darussalam merupakan masjid terbesar di kota Samarinda dan terletak di bibir sungai Mahakam. Lokasinya yang berada di bibir sungai ini menjadikan Masjid ini objek utama yang dilihat ketika kapal laut, terutama dari Jawa dan Sulawesi akan merapat di pelabuhan Samarinda.
Beragamnya pesona wisata yang bisa dijelajahi membuat Sungai Mahakam menjadi pilihan wajib bagi para wisatawan yang berkunjung ke Kalimantan Timur. Dan kapal Pesut Kita hadir untuk memenuhi keinginan para wisatawan yang ingin menyusuri indahnya Sungai Mahakam, katanya.
Berikan Komentar
Kominfo Lampung
880
Bandar Lampung
658
Bandar Lampung
642
Bandar Lampung
651
283
02-Jul-2025
285
02-Jul-2025
290
02-Jul-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia