BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com) : Yansori warga yang terlibat pemukulan terhadap Ferry, perawat Instalasi gawat darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moelok (RSUDAM) Provinsi Lampung, melalukan aksi protes dihalaman kantor Gubernur Lampung, Rabu (2/5/2018).

Yansori meminta pihak RSUDAM menunjukan CCTV saat kejadian berlangsung. Menurutnya, rekaman CCTV ini menjadi bukti kuat dari peristiwa yang dialaminya. Namun, hingga kini tidak kunjung diberikan oleh pihak rumah sakit. "Tidak tahu keberadaannya dimana," ujar suami dari Hayati ini.

Sementara, Direktur Utama RSUDAM Hery Djoko Subandrio, mengaku tidak ada rekaman CCTV saat kejadian tersebut berlangsung. Menurutnya, CCTV di ruang IGD itu dalam kondisi rusak. "Tidak ada, karena memang CCTV itu rusak," kata dia.

Menurut Hery, ia tidak bisa melarang Ferry melanjutkan laporannya ke polisi. Karena laporan itu atas nama pribadi dan PPNI. Terkait tindakan yang diberikan kepada pegawainya Ferry. Ia mengaku tidak ada sanksi kepada Ferry. "Saya tanya Fery, dia tidak memukul, justru dia dipukul. Jadi tidak ada sanksi untuk Ferry" ujarnya.

Sebelumnya, para perawat yang tergabung dalam Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), melalukan unjuk rasa di lapangan korpri, komplek Kantor Gubernur Lampung. Para perawat dari 15 kabupaten/kota ini meminta pihak kepolisian memproses kasus hukum yang menimpa rekannya.

Sementara menurut informasi yang didapat dari Humas RSUDAM Sapri, Yansori warga yang melakukan pemukulan terhadap Ferry, sudah dua kali tidak memenuhi pemanggilan yang dilakukan kepolisian. "Yansori sudah dua kali dipanggil tidak hadir, kata penyidik alasannya sedang diluar kota," kata Sapri.(REKANZA/PRO4)