Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Ke Semarang, Jangan Lupa Mampir Ke Hutan Mangrove di Maerokoco
Lampungpro.co, 23-Mar-2017

8993

Share

SEMARANG (Lampungpro.com)-Sempat mengalami jatuh bangun, Maerokoco, sebagai salah satu ikon wisata di Jawa Tengah kini perlahan bangkit. Obyek wisata di pinggiran pantai Marina Semarang, satu komplek dengan Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan (PRPP) itu, kini punya destinasi baru yang digandrungi anak muda yaitu wisata hutan mangrove.

Para pengunjung bisa menyusuri gugusan mangrove dengan melewati tracking (jembatan bambu) di atas air yang berkelok kelok di pinggiran pantai.

Trakking mangrove yang berada di hamparan danau buatan 'Laut Jawa' ini, awal kebangkitan dari Puri Maerokoco. Sejak di bangun 2016 lalu, kini komplek PRPP khususnya lokasi anjungan mulai ramai dikunjungi orang. Terutama anak muda yang penasaran dan sengaja ingin mengabadikan trancking mangrove di sosmed mereka.

"Tracking Mangrove ini kami buat pada November 2016 dan sebulan kemudian, sudah bisa dilalui dan menjadi daya tarik wisata baru Maerokoco," ujar Direktur Utama PT Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan (PRPP) Jawa Tengah, Titah Listyorini.

Era media sosial yang menjadi candu bagi masyarakat saat ini, lanjut Titah, sangat membantu promosi wisata Maerokoco hingga ke berbagai penjuru. Tak butuh waktu lama, keberadaan Trekking Mangrove langsung menjadi favorit.

"Kalau sekarang banyak pengunjung anak muda, paling tidak 60 persen dari total pengunjung merupakan segmen muda yang senang ber-selfie, dan mengunggahnya di media sosial," katanya.

Titah mengaku, usaha pengelola Maerokoco dalam mendongkrak tingkat kunjungan wisata tidaklah sia-sia. Saat ini, rata-rata pengunjung bisa mencapai 1.200 orang perhari dari yang sebelumnya rata-rata hanya 300 orang per hari.

"Kalau dilihat dari grafik jumlah pengunjung rata-rata per bulan sejak tahun 2016 hingga kini ada peningkatan tiga kali lipat lebih," katanya.

Karena mendapat respon luar biasa, kini Maerokoco buka setiap hari mulai pukul 07.00 - 19.00 WIB. Dengan harga tiket masuk Rp7.000/orang di hari biasa dan Rp8.000/orang saat weekend atau hari libur.

Karena prospeknya bagus, event-event yang bertujuan menyedot pengunjung pun terus digencarkan. Seperti halnya adanya event festival budaya, lomba mancing, hingga event musik Malam Minggon Maerokoco (M2M) yang digelar rutin setiap Sabtu malam.

Panggung musik terbuka sering digelar di pinggir danau dengan latar belakang mangrove menghijau. Selain itu pengunjung juga bisa menikmati anjungan rumah-rumah adat 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, lengkap dengan potensi daerahnya.

Saat ini generasi muda mulai mengenal Maerokoco sebagai alternatif untuk nongkrong di Kota Semarang. Ke depan akan merevitalisasi Maerokoco menjadi sesuatu yang baru. Objek wisata budaya, tapi dengan konsep 'kekinian' yang digemari masyarakat sekarang.

Selain trekking mangrove, pengunjung juga bisa menyusuri danau dengan naik perahu. Bagi yang hobi makan juga bisa menikmati kuliner Semarang dari jembatan gantung melintang di atas danau. Jika sore hari sambil duduk menikmati kopi bisa melihat sunsite di Pantai Marina melalui jembatan tersebut.

"Kami optimis destinasi mangrove ini bisa membangkitkan kunjungan wisata Maerokoco yang sekian lama mati suri. Kami yakin satu tahun ke depan kejayaan Maerokoco bisa kembali," katanya.

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Eva Dwiana Lanjut, Banjir Bandar Lampung Bakal...

Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...

4132


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved