RAJA AMPAT (Lampungpro.com)-Perkembangan dunia pariwisata kini makin cepat dan berinovasi. Untuk itu dalam melakukan promosi harus sudah lebih maju dan berkembang salah satunya melalui digital. Pelaku industri pariwisata di Kepulauan Raja Ampat diberikan bimbingan oleh tim dari Kemenpar RI untuk melakukan percepatan digitalisasi dalam marketing dengan bergabung di selling platform yang telah disiapkan oleh Indonesia Tourism Xchange (ITX).
"Kami makin optimis, industri juga makin bersemangat, disupport teknologi dan dibimbing sampai benar-benar lancar oleh Kemenpar. Kami punya potensi alam dan berharap pariwisata bisa menjadi andalan ekonomi yang mensejahterakan masyarakat," kata Bupati Raja Ampat, Abdul Faris Umlsti.
Dia mengatakan, banyak industri pertambangan yang hendak mengajukan izin eksplorasi di Raja Ampat. Tapi, tidak diizinkan, karena akan merusak alam yang menjadi andalan pariwisata. Tambang juga akan menyisakan persoalan lingkungan yang serius. "Pariwisata jauh lebih sustainable, lebih berkelanjutan dan jangka panjang," kata Abdul Faris yang didampingi Kadispar Raja Ampat, Yusdi Lamatenggo.
Sedikitnya ada 50 industri, yang bergerak di bidang pariwisata, seperti akomodasi, transportasi, penyeberangan, dive operator, restoran-cafe, yang dilatih di sosialisasi digital itu. Tim Kemenpar di bawah koordinasi Menteri Arief Yahya yang diterjunkan adalah Samsriyono Nugroho, Stafsus Menpar Bidang IT, Don Kardono Stafsus Menpar Bidang Media dan Komunikasi dan Rizki Handayani Asdep Pengembangan Pemasaran Mancanegara Wilayah ASEAN. Juga diperkuat Dudy, Direktur ITX, digital market place yang dikelola Sigma, anak perusahaan Telkom Indonesia itu.
Raja Ampat Papua adalah kota ke sekian, disosialisasi ITX. Sejak quarter ke-4 tahun 2016, sudah dilakukan di Batam Kepri, Medan Sumut, Magelang Joglosemar, DKI Jakarta, Solo Jateng, Bali, Lombok NTB, Labuan Bajo NTT, Surabaya Jatim, Banyuwangi Jatim, Bandung Jabar, Serang Banten, Palembang Sumsel, Palangkaraya Kalteng dan Wakatobi Sultra.
"Saat ini sudah 7.000 industri yang bergabung di ITX. Ada yang bergerak di amenitas, seperti hotel, resort, restoran, cafe, convention dan lainnya. Ada yang sektor akses, seperti airline, bus pariwisata, kalau di Raja Ampat ada taxi antarpulau, persewaan kapal penyeberangan, rent a car dan lainnya. Ada pula yang sektor atraksi, misalnya taman hiburan dan tempat bermain," kata Staf Khusus Menpar Bidang IT, Samsriyono.
Mengutip statemen Menpar Arief Yahya, bahwa pariwisata adalah cara yang paling cepat, mudah dan murah, untuk menghasilkan devisa, PDB serta tenaga kerja. Karena itu Kemenpar menetapkan tiga prioritas dalam melakukan percepatan. Jadi sudah betul, Bupati Raja Ampat Abdul Faris Umlati menjadikan sektor pariwisata sebagai backbone ekonomi daerah ke depan.
Tiga prioritas Kemenpar itu adalah Go Digital, Homestay Desa Wisata san Air Connectivity atau konektivitas udara. Salah satu program utama Go Digital adalah membangun digital market place ini agar semua pelaku industri pariwisata langsung terkoneksi dengan global market.
Para supplier atau penyedia jasa langsung maupun distributor, para tour operator, tour and travel langsung bisa transaksi dengan whileseller dunia, seperti Ctrip, Agoda.com, Musafir.com, Xpedia, Booking.com, Traveloka.Com dan online travel agent lainnya.
Setelah pelatihan, pelaku bisnis pariwisata Raja Ampat bisa langsung menjadi online travel agent (OTA), yang bisa diakses oleh pasar dunia. "Dan semuanya gratis, sudah disiapkan template website yang sudah commerce, diinstal dengan booking system dan payment engine. Jadi langsung bisa transaksi by online, dan diakses darimana pun di seluruh dunia, baik oleh travellers maupun distributor OTA lain," katanya.
Digital itu tidak bisa dihindarkan. Samsriyono mencontohkan, hampir semua travel agent manual merosot, drastis. Termasuk Thomas Cook yang pernah merajai Eropa. Semua rontok, karena hampir 70 persen traveller sudah searching, booking dan payment melalui online. "Kalau ingin maju dan berkembang, tidak ada pilihan lain, harus go digital," ujarnya.
Kemenpar sendiri sudah go digital di semua lini, termasuk pilihan selling, advertising, PR-ing dan branding. Lalu mengembangkan big data, dashboard M-17, project management system dan mobile positioning data. Samsriyono mengulang pernyataan Menpar Arief Yahya yakni more digital more personal. More digital more global dan more digital more professional.
Asdep Wilayah ASEAN, Rizki Handayani Mustafa menjelaskan di pasar ASEAN ada beberapa pameran bahari terbesar, seperti ADEX di Singapore dan diving expo di Kuala Lumpur. "Raja Ampat bisa berpartisipasi aktif di forum-forum itu," kata Rizki.