LAMPUNG TIMUR (Lampungpro.co): Firman Fahrodin, mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia, berhasil melaksanakan uji coba penerbangan drone pertanian untuk penyemprotan gulma di area sawah petani jaya.
Tujuannya adalah untuk mempersiapkan lahan sebelum proses penanaman padi. Skripsi inovatif Firman telah diserahkan kepada petani di Kecamatan Bandar Sribawono, Kabupaten Lampung Timur, pada Selasa (21/5/2024).
Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Dusun Eko Hermanto dan Sumeri, serta dosen pembimbing Jaka Persada Sembiring, M.Cs.
Firman berharap teknologi ini dapat mempercepat proses penyiraman pupuk menjadi 30 menit dari sebelumnya dua jam, terutama di medan sulit.
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Pendidikan Teknokrat, Rektor, dan Dekan FTIK (Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer) atas dukungan mereka.
Jaka Persada Sembiring, M.Cs., menjelaskan bahwa drone pertanian adalah pesawat tanpa awak yang digunakan untuk pemantauan pertumbuhan tanaman dan peningkatan produksi.
Drone Agriculture FY690S Spraying memiliki spesifikasi elektrik tinggi dengan torsi yang kuat untuk mengangkat cairan pestisida. Itu dapat mengangkat payload hingga 1,5mL cairan pestisida dan dikendalikan melalui komputer atau ponsel dengan perangkat lunak Mission Planner.
Penggunaan drone sprayer dalam pertanian memiliki berbagai keunggulan, termasuk efisiensi, efektivitas, dan keselamatan dalam praktik pertanian.
Penggunaan drone sprayer dalam pertanian memiliki berbagai keunggulan yang dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan keselamatan dalam praktik pertanian:
1. Efisiensi dan Kecepatan:
Drone sprayer dapat menyemprot area pertanian dengan cepat dan efisien dibandingkan dengan metode tradisional seperti penyemprotan manual pump serta dapat menutupi area yang luas dalam waktu singkat, menghemat waktu dan tenaga kerja.
2. Penggunaan Bahan yang Efisien:
Drone sprayer dilengkapi dengan teknologi presisi tinggi yang memungkinkan penyemprotan yang akurat, mengurangi pemborosan bahan kimia, Penyemprotan yang lebih tepat juga dapat mengurangi dampak negatif pada lingkungan dengan menghindari penggunaan bahan kimia yang berlebihan
3. Mengurangi Paparan Risiko bagi Pekerja:
Penggunaan drone mengurangi paparan langsung pekerja terhadap bahan kimia berbahaya, meningkatkan keselamatan kerja
4. Hemat Biaya:
Meskipun investasi awal untuk membeli drone sprayer mungkin tinggi, biaya operasional dan pemeliharaan jangka panjang bisa lebih rendah dibandingkan dengan metode tradisional, Pengurangan penggunaan bahan kimia dan tenaga kerja juga dapat mengurangi biaya secara keseluruhan.
Drone tersebut dilengkapi dengan hardware Water Pump yang terpasang pada rangkaian untuk menyemprotkan cairan pestisida sesuai kebutuhan lahan. Sistem ini menggunakan mikrokontroler Arduino Pro Mini untuk pengontrolan.
Untuk model penyemprotan pestisida dengan menggunakan microcontroller arduino pro mini dapat berjalan dengan baik secara otomatis berdasarkan titik koordinat yang dibuat pada drone dengan menggunakan software Mission Planner.
Drone hexacopter yang telah dibuat dengan dilengkapi modul penyemprotan pestisida pada lahan persawahan dengan luas aera 30×50 m dapat diselesaikan dalam jangkauan waktu 33,6 menit (0,56 jam), proses penyemprotan tersebut dikatakan lebih cepat dari penyemprotan secara manual pump, lama penyemprotan adalah 3,5 jam.
Wakil Rektor Dr. H. Mahathir Muhammad, SE., MM. menyambut baik inovasi ini dan berharap lebih banyak lagi karya mahasiswa Teknokrat yang dapat diterapkan dalam pertanian di Lampung. (***)
Berikan Komentar
Singkatnya, KDM menampilkan citra bukan pencitraan. Jadi, perkuat tim...
567
384
07-Jun-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia